"Dirga, kamu kenapa belain aku? Yang ada nanti Lela protes ke aku ...."
"Memangnya kenapa jika aku belain kamu? Sedari awal aku memang tidak suka dengan dia ketika di ruang makan, tingkahnya sudah kurang ajar. Aku paling benci orang seperti itu."
"Ya, tapi tidak perlu pakai acara peluk-peluk ih. Nanti Martin ikutan marah sama aku, awas saja kali salah satu dari mereka ada yang protes ke aku, siap-siap saja kamu, akan aku banting nanti!" ancamku membuat ia terkekeh geli, seolah menganggap ancamanku ini sangat enteng. "Jangan tertawalah! Tidak lupa! Lagian aku serius!" ujarku lagi.
Tawanya semakin menjadi-jadi, "Aku serius! Aku tidak main-main!"
"Hahhh ... Apa kamu yakin? Mau berlatih taekwondo bersamaku nanti sore?"
Tawaran yang cukup menarik, aku suka tawaran tantangan macam ini. "Setuju! Tapi aku harus membersihkan rumah dulu. Tugasku belum selesai!"
"Idih ngegas amat! Aku bantuin ya?"
"Tidak! Ini adalah tugasku!"
"Apa kamu yakin?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com