"Apa? Tidak mungkin Martin sudah tiada!" teriak Dirga yang baru tersadar dari tidurnya karena ia tidak sengaja bermimpi melihat Martin yang tersenyum kepadanya. "Iya Dirga, Martin sudah bahagia disana dia dan sudah tidak ada lagi di sini. Aku tahu ini cukup berat untukmu karena dia adalah saudara mau sendiri. Namun ini sudah menjadi takdirnya Dirga," jelas Carissa lagi. Buliran air mata itu lolos mengalir begitu saja dari mata Dirga, baginya ini kepergian yang cukup berat apalagi itu adalah saudaranya sendiri. Bahkan dirinya juga belum puas menghabiskan waktu tanpa ia sadari, waktu saudaranya di bumi sudah habis. "Siapa yang berani melakukan itu! Kenapa dia menembak adikku! Ini semua tidak adil!" teriaknya.
"Relakan kepergian dia Dirga, dia akan sedih jika melihat kamu seperti ini ...."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com