"Mbak Tanti kenapa?" tanya Meta, yang agaknya merasa aneh dengan ekspresi tegang teman kontrakannya itu. Bahkan seumur-umur, dia baru tahu kalau cewek yang dia tahu biasanya tenang dan terkesan santai kini bisa tegang juga. Untuk kemudian, Meta menoleh ke belakang, sebab sedari tadi mata Mbak Tanti tampak melotot ke arahnya. Apakah sahabatnya ini sedang melihat penampakan kuntilanak di belakangnya?
"Mbak Tanti bukan indigo yang bisa lihat setan, kan?" selidik Meta, yang agaknya dia mulai takut melihat ekspresi ketakutan dari Mbak Tanti.
Mbak Tanti menunduk, kemudian dia menggeleng kuat-kuat. Mengambil tasnya, lalu dia memandang lagi ke arah Meta sekilas.
"Gue berangkat dulu, ya, Met. Takut telah," katanya. Belum sempat Meta menawarkan untuk pergi bersama, Mbak Tanti sudah lari terbirit-birit. Membuat Meta mendengus dibuatnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com