Bibir Alexei yang terus menyerangku, tidak memberiku kesempatan untuk bernafas sama sekali. Tubuhnya mendorongku hingga punggungku menempel erat di dinding dingin yang berada di belakangku.
Rasa kontras hangat dari dada telanjangnya dan dingin dinding yang menghimpitku membuat seluruh bulu halus di tubuhku meremang.
Aku tidak bisa mendorongnya menjauh ataupun memalingkan wajahku dari ciumannya, kedua tangan besarnya menangkup wajahku dengan erat seperti seseorang yang sedang putus asa.
Kedua tanganku menjalari dadanya dengan panik karena nafasku yang mulai tercekik. Barulah saat itu Alexei menarik bibirnya dariku. Kami sama-sama terengah karena kehabisan nafas, selama beberapa menit hanya suara deru nafas kami yang terdengar dalam keheningan kamar hotel ini.
Alexei memejamkan matanya lalu menempelkan keningnya di keningku. Kutelan ludahku untuk menyingkirkan perasaan mengganjal yang terasa menyangkut di tenggorokanku saat ini.
"Lepaskan aku," bisikku dengan suara serak.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com