Pria bermata hitam itu berteriak dalam bahasa Rusia yang tidak kumengerti, sepertinya umpatan yang panjang. Alice hanya membalasnya dengan tatapan tenang dan… bosan. Hanya Ia yang bisa memasang ekspresi seperti itu di tengah peristiwa seperti ini.
"Dimana Eirik?" tanya Alice dengan tenang tanpa menghiraukan sumpah serapah pria bermata hitam.
"Ia bersama Carleon!" jawab pria bermata hitam dengan aksen Rusia yang berat.
"Jadi Carleon benar-benar disini," gumam Alice, ekspresi tenang yang sebelumnya menghiasi wajahnya memudar menjadi dingin. "Untuk apa?" lanjutnya perlahan.
"Bukan untukmu," jawab pria bermata hitam sebelum meludah ke samping.
Alice mengangkat katananya ke arah pria itu, darah masih menetes dari ujung katananya. "Kalau begitu, untuk siapa?"
Pria bermata hitam menatapnya dengan penuh kebencian hingga membuatku sedikit merinding. "Untuknya," jawabnya sambil menunjuk ke arahku tanpa memandangku, pandangannya terus tertuju pada Alice.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com