Kini suasana sudah kembali tenang.
Hanya ada mereka bertiga di dalam ruangan besar itu.
"Fhuu ... tadi itu cukup di luar dugaan. Tidak pantas aku menunjukkan hal seperti tadi di depan tamu-tamuku." Pria bersurai putih ini kemudian mengambil sebuah kain, lalu mengelap kepalan tangannya yang ternodai bercak darah.
Pria bersurai putih itu masih tidak menunjukkan ekspresi apapun. Parasnya yang dingin terlihat datar, seolah dirinya memang tidak memiliki ekspresi.
Pria ini lumayan tinggi. Dia punya paras yang menawan untuk seukuran orang kulit putih.
Setelan kemeja berwarna merah, menjadi warna yang cocok untuk menyamarkan noda darah korbannya. Rompi hitam pada luaran, menambah kesan yang mewah dari dirinya. Paduan kedua warna sempurna dalam pakaiannya ini menjadi simbol khas tersendiri baginya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com