"Kalau ada kabar, bukan hilang namanya" aku mendapat hadiah pukulan karena kata-kataku itu. "Em, aku sebenarnya mau pamit," ucapku langsung ke intinya saja. Kini, ekspresinya langsung berubah menjadi bingung dan sedih. "Aku akan tinggal di rumah lama, mungkin sampai akhir tahun sebelum melanjutkan studiku," jelasku.
Perlahan, aku melihat senyum di wajah Emma. "Baiklah, Tha," ucapnya, "Kau akhirnya menang, dari trauma itu. Dari awal bertemu, aku tahu bahwa kau memang orang yang kuat. Tetap semangat dan kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku, okay?!." Ketika tidak ada satupun keluargaku yang ada untukku, ada banyak sekali orang baik yang dikirimkan untuk menggantikan mereka dan aku sangat mensyukuri itu.
…
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com