webnovel

Truthfulness of a boy changes the robbers

History
En Curso · 2.8K Visitas
  • 3 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS

What is Truthfulness of a boy changes the robbers

Lee la novela Truthfulness of a boy changes the robbers escrita por el autor Daoist6vrBZY publicada en WebNovel. Abdul Qadir Jilani was an eminent Islamic scholar born in 11th Century CE, Persia.Early stories of Abdul Qadir Jilani describe him as a youth with a strong inclination for learning with a pious mother...

Resumen

Abdul Qadir Jilani was an eminent Islamic scholar born in 11th Century CE, Persia. Early stories of Abdul Qadir Jilani describe him as a youth with a strong inclination for learning with a pious mother who encouraged her son to acquire knowledge. The following incident is narrated in a number of biographies of Abdul Qadir Jilani. At the age of eighteen he asked permission from his mother to travel to Baghdad to pursue his education. Baghdad then was the hub of political, commercial and cultural activity, and the center of world learning. On hearing this his mother was more than happy to send her son off to follow the path of higher scholarship. It was for such a purpose she had saved forty gold coins for Abdul Qadir. As she prepared supplies for his journey she sewed the coins into the lining of his coat for safekeeping. Before Abdul Qadir joined the caravan to travel to Baghdad, her parting advice to her son was, “Whenever you speak, speak the truth. Remember that the Prophet Muhammad (pbuh) said, ‘Truthfulness leads to righteousness and righteousness leads to Paradise…’ and the Quran tells us “O you who believe! Be careful of your duty to God, and be with the truthful.” (Quran 9:119) In route to Baghdad the caravan was assaulted by a band of robbers. As the thugs began to extract all the valuables from the travelers, one of the robbers started to search Abdul Qadir’s belongings. While searching, the robber asked Abdul Qadir, “Do you have anything valuable?’ Abdul Qadir calmly replied, “Yes.” On hearing this the robber franticly searched further but could not find anything. The robber took Abdul Qadir to his leader and said, “This boy says he has valuables but I cannot find anything on him.” The leader of the robbers asked Abdul Qadir, “Are you hiding any valuables?” Again Abdul Qadir answered, “Yes.” The robber asked, “What are you hiding?” Abdul Qadir replied, “Forty Gold Coins.” Upon further searching the robber discovered the coins hidden in the lining of Abdul Qadir’s coat. Among all the chaos and panic stricken travelers Abdul Qadir’s unfrazzled demeanor and admitting the valuables he was hiding was perplexing to the robber. The robber was now curious to know more about this boy who was not afraid and insisted on speaking the truth. The robber asked, “What is your name and where do you come from?” He got a reply, “My name is Abdul Qadir and I come from the province of Jilan in Persia.” “Where are you going?” “I am going to Baghdad.” “What do you plan to do in Baghdad?” “I want to study with the greatest scholars to gain knowledge.” “Why didn’t you hide the truth and keep your gold coins safe from us?” Abdul Qadir related the advice his mother gave him and the directive of the Prophet and the Quran to always speak the truth. On hearing this the robber was overcome with remorse and exclaimed to his companions, “This young boy is fearless and has an unshakable faith in God. He has the courage to stand up against people like us. Indeed his mother has taught him wisely and he is a true example of being a Muslim.” Advertisement Holding his head in shame, tears started to roll down his face. He embraced Abdul Qadir and asked for his forgiveness. Abdul Qadir responded, “You only need to pray to God and ask for forgiveness and guidance. God willing you will amend your ways.” On hearing this the leader of the robbers told his henchmen to return everything that was taken from the travelers. Then he cried out, “O God this young boy has shown us the straight path. Please forgive us and guide us to the right way.” This is how a simple moral value of truthfulness thought by a mother to a young boy affected a band of robbers to change their lives. Abdul Qadir Jilani went on to become a great scholar and teacher of Islamic jurisprudence. All religions place a high value on truthfulness. It is the foundation for a fair and just society. Truthfulness and trustworthiness exemplify spiritual qualities without

También te puede interesar

Shadow of love [ MOVED ]

Hans menundukkan kepalanya dalam. wajahnya terlihat suram dan putus asa, kedua tangannya mengusap kepalanya. ia terlihat begitu rapuh seolah sedang menunggu keajaibban datang padanya kali ini. Hhhh bagaimana mungkin hans bisa berpikir aku tidak mencintainya? dasar pria ini! apakah ia benar-benar bodoh, atau sedang berpura-pura tidak tahu? . Anita terus menatap kearah hans dengan suspicious. ia merasa tidak terima dengan pernyataan hans tadi padanya. yang kini seolah melimpahkan semua kesalahan padanya. "Kenapa kamu sekarang tiba-tiba berubah pikiran tidak ingin bercerai dariku ?…apakah karena melihatku sedang hamil begini hmmm ?!" Anita bertanya dengan mimik wajah mencibir sinis kearah hans. "Kamu  menuduhku  masih  punya  perasaan  pada  prastian,  hanya  karena  kemarahanku  atas  sikap  possessivemu saat itu. jadi bagaimana denganmu yang jelas-jelas menunjukkan  perselingkuhan  kamu dengan  sirena   didepan  mataku hahhh!. tidak usah bersandiwara didepanku!Ini  anakku,  dia  tanggung jawabku,  nothing to do with you , jangan khawatir aku bukan typical drama Queen. aku Jamin aku dan anakku tidak akan menganggu hidupmu lagi setelah perceraian …" "Anita... Aku sungguh tidak   punya hubungan  apapun dengan sirena, percayalah padaku. dia  tidak  berarti  apapun bagiku. hubungan kami  tidak  seperti yang kamu  pikirkan... sirena sudah mengejarku dari dulu, tapi aku  tidak pernah membalasnya. Anita... hatiku hanya mencintaimu. dari dulu hingga saat ini. please kamu  jangan  salah paham  padaku ". hans  mencoba  menjelaskan hubungannya  dengan sirena  pada anita sebisanya. jika ia tidak mempunyai  perasaan apapun  pada sirena. "Apa  magsudmu menjelaskan ini sekarang ? kamu tidak  bisa mempermainkan aku  lagi hans,  aku sudah tidak bisa menerima  sikapmu !aku benci keadaan seperti ini, apa kamu pikir aku adalah perempuan murahan yang bisa kau buang kemudian kau pungut lagi sesuka hati !" ucap anita tajam sambil tertunduk. air matanya bercucuran bagaikan hujan. kedua tangannya memegang pinggir bajunya sendiri gemetaran. Hans langsung mendengakkan wajahnya keatas. menatap kearah anita yang berdiri menjauh darinya disisi sofa sana. dengan segera ia berjalan mendekatinya dan langsung meraih tubuh anita dan memeluknya erat. "Siapa yang berani mengatakan kamu adalah perempuan murahan … kamu sudah menyiksaku bertahun-tahun lamanya. apakah kamu pikir itu masuk akal untuk menyebutmu demikian ?… maafkan aku nita... maafkan kebodohanku selama ini, aku sungguh sangat bodoh " "Iyaa  kamu memang bodoh !!!" jawab anita dengan lantang. sambil mendorong dada hans yang terus memeluknya erat. Anita tidak berhenti menangis hingga tubuhnya gemetaran. "Kamu  berpikir aku tidak  mencintaimu hanya  karena aku tidak  mengungkapkannya padamu. tapi coba kamu pikir! bagaimana  mungkin aku bisa memberikan  tubuhku padamu. jika aku  tidak mencintaimu ! dasar bodoh!"

Daoist97 · Ciudad
4.9
6 Chs

gelembung

Buku berjudul “Gelembung” ini mengisahkan tentang gadis misterius yang hadir di dalam keluarga Pak Bambang. Pak Bambang adalah seorang ayah yang hidup dengan dua anak laki-laki yang berumur 8 tahun dan 5 tahun. Anak pertama Pak Bambang adalah Damar dan anak keduanya adalah Hermawan. Istri Pak Bambang bernama Astri, namun ia telah tiada karena sakit. Istri Pak Bambang adalah adik kesayangan Tante Maria. Tante Maria menikah dengan Paman Doni dan memiliki tiga putra yaitu Bram, Bisma dan Rio. Sebelas bab diceritakan sudut pandang orang ketiga. Kisah ini memiliki alur maju mundur atau twist. Pada bab pertama mengisahkan mengenai pertemuan gadis misterius dengan keluarga Pak Bambang hingga ia diberi nama Mayang Arum Purnomo dan diterima menjadi anggota baru keluarga Bambang Purnomo. Pada bab dua Mayang diperkenalkan dengan keluarga Paman Doni. Mereka mendapat banyak sindiran dari Paman Doni dan hal tidak baik yang dilakukan Rio. Pada bab ketiga Pak Bambang mengadakan pesta kecil untuk menyambut anggota keluarga baru mereka yaitu Mayang. Bisma hadir dalam pesta tanpa diundang. Pada bab keempat Mayang menjadi mainan Bisma, meskipun demikian Mayang tidak takut dan membalas perbuatan Bisma. Bab kelima Mayang mulai bersekolah dan tertarik dengan pelajaran musik terutama pada piano. Bab keenam ada cahaya misterius yang berjanji akan memperlihatkan masalalu dan asal usul Mayang saat umurnya sudah mencapai tujuh belas tahun. Bab ketujuh cahaya misterius muncul saat Mayang usai merayakan pesta ulang tahunnya yang ketujuh belas. Ia mengetahui masalalu, asal usul, kekuatan dan sisa waktu hidupnya. Bab kedelapan menceritakan masalalu istri Pak bambang, dan asal mula perselisihan antara keluarga Pak Bambang dan Paman Doni. Bab kesembilan tentang ambisi Paman Doni untuk merebut seluruh harta dan rumah Pak Bambang. Lanjut di bab sepuluh Kemarahan Paman Doni karena penolakan Pak Bambang membuatnya tega melakukan hal buruk yaitu mencelakai Pak Bambang dan menyantet Hermawan, keponakannya sendiri. Bab terakhir yaitu bab sebelas Mayang merelakan kehidupannya demi menolong Hermawan. Keunikan cerita ini berpusat pada tokoh karakter utama yaitu Mayang namun yang menjadi konflik utama adalah perselisihan keluarga Pak Bambang dan keluarga Paman Doni. Konflik pendukung lainnya seperti pada bab satu di tengah jalan saat terjadi hujan badai ada seorang gadis kecil tanpa identitas menatap dengan tatapan kosong. Lalu keluarga Pak Bambang hadir memberikan kehangatan, identitas dan kasih sayang. Perjalanan Mayang tidak mudah pada bab dua dia harus menahan diri terhadap ucapan Paman Doni yang menyakitkan. Ia bertengkar dengan Rio karena tidak tahan melihat Damar diperlakukan dengan buruk. Paman Doni dan Tante Maria membela anaknya dan memarahi Mayang dan Damar. Pertengkarannya dengan Rio membuat Bisma penasaran dan datang menemui Mayang di rumah Pak Bambang. Konflik selanjutnya pun terjadi, Bisma mengancam Mayang dan ingin menjadikan Mayang sebagai mainannya.

Chocho_Yucho · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
10 Chs

Ways of Survival in Naruto

He hadn't expect to transmitted. And on top of all that! It had to be in the world of Naruto! A world— no, a dangerous universe that is dominated by alien-like beings, and hunger-power humans, who called themselves shinobi's, are obliged and expected to be loyal only to their village the moment they entered this hellish world. He, who had been transmitted into a character that wasn't cannon, will show you ways of survival in Naruto. [Disclaimer! What you see and read here are only fiction! Any places and any character you've read are not real!] 『Disclaimer! Naruto do not belong to me but only Kishimoto! Also, there characters in this work that is somewhat to other works' characters, and i disclaim that the characters you found to be similar to the others does not belong to me. The reason why is on the fifth paragraph!』 「This Naruto Fanfiction contains a lot of plot that are inspired by other novels, animes, Mangas, and manhwa's! Unfortunately, I cannot reveal the respective fictions and novels that this fanfic is inspired to, all for the sake of the plot! And it'd be unfortunate if my plans were to be discovered in such way!」 〔Cover does not belong to mine! Found it at Google, if you're the owner, please say something if you disapprove of me using it!〕 【I update everyday! Although, there may or may not be some cases that I might not be able to upload any chapters due to personal reasons!】 (Enjoy Reading!) The purpose of writing this fanfic shall be revealed at the ending of Ways Of Survival in Naruto! I hope you readers are able to stay long enough to know the purpose!

Rnibm123 · Cómic
Sin suficientes valoraciones
25 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas

APOYOS

empty img

próximamente

Más sobre este libro

Reportar