Fleet Admiral Sengoku saat ini sedang duduk di belakang meja di dalam kantornya dengan tangan terlipat. Dia memandangi dua teman lamanya, GARP, dan Tsuru yang duduk di sofa di seberang ruangan. Mereka bertiga sedang mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan tentang posisi kosong pada bangku Shichibukai.
Mereka baru saja selesai dari rapat di mana mereka seharusnya memilih orang berikutnya untuk menggantikan Crocodile, tetapi sayangnya mereka tidak dapat memilih siapa pun. Namun pertemuan itu bukan sesuatu yang sia-sia, karena saat rapat baru dimulai, mereka disela oleh seorang pria bernama Laffitte yang merekomendasikan kaptennya Blackbeard untuk posisi Shichibukai yang baru.
Tidak ada seorangpun yang pernah mendengar nama Blackbeard sebelumnya, dan mereka sangat kaget karena orang ini bisa menyusup ke Holy Land tanpa di ketahui, kemudian merekomendasikan seorang bajak laut tanpa nama.
Sengoku tidak membuang ide untuk membiarkan dia bergabung dengan Shichibukai sepenuhnya, Sengoku hanya akan menunggu dan melihat apakah pria bernama Blackbeard ini layak untuk perhatiannya.
"Well, itu sia-sia," ucap Garp membuat Sengoku tersadar.
"Aku setuju," sahut Tsuru dengan anggukan sambil menyilangkan kakinya.
"Bukannya kita sudah menduga untuk tidak menemukan solusi di rapat itu," Sengoku menambahkan sambil bangkit dari belakang mejanya dan berjalan ke tengah ruangan. "Itu adalah pertemuan dengan bajak laut, kita tidak bisa mengharapkan mereka untuk membuat perilaku yang logis," katanya.
"Hal lain yang aku tidak suka adalah betapa mudahnya Laffitte menyusup ke Mariejois," ucap Tsuru, menyebabkan Garp dan Sengoku mengangguk setuju.
"Ya, hal terakhir yang kita inginkan adalah insiden Fisher Tiger lainnya terulang," sahut Garp, menambahkan apa yang dibicarakan Tsuru.
"Kita harus meningkatkan keamanan di sekitar sini," ucap Sengoku sebelum dia berbalik dan berjalan kembali ke mejanya. Ketika dia sampai di mejanya lagi, terdengar ketukan di pintu dari luar. "Masuk!" jawab Sengoku dengan suara memerintah.
Setelah ia mengatakan itu, pintu ke kantornya terbuka lebar dan masuklah seorang marine wanita. Dia adalah wanita langsing dengan lipstik merah, rambut hitam panjang keriting yang diikat ke belakang dan tahi lalat di sisi kanan wajahnya di bawah mulutnya.
Dia mengenakan mantel marien di bahunya seperti memakai jubah, bagian ujung lengan mantelnya berwarna merah muda dan tanda pangkat berwarna merah muda. Di tubuhnya, ia mengenakan kemeja merah muda lengan pendek, dengan kerah frilled dan beberapa kancing atasnya terbuka yang memperlihatkan belahan dadanya.
Dia mengenakan celana pendek berwarna cokelat gelap dan sepatu hak hitam yang memperlihatkan tato laba-laba hitam di paha kirinya.
"Fleet Admiral Sengoku, Vice Admiral Tsuru ..." ucap wanita itu kepada mereka masing-masing, kecuali Garp. "Divisi pengintai memiliki sesuatu untuk dilaporkan," tambah perempuan yang baru saja masuk.
"Hei!" Garp berteriak menarik perhatian semua orang. "Kenapa aku tidak mendapatkan sapaan !?" Garp bertanya sambil menyilangkan tangannya
"Oh, kau ternyata juga ada di sini Vice Admiral Garb?" perempuan itu bertanya dengan nada sarkasme dalam suaranya. "Aku tidak melihatmu," tambahnya, menyebabkan mulut Garp terbuka.
"Abaikan dia, Gion-chan," ucap Tsuru dengan seringai, yang menyebabkan Garp merajuk di sudut ruangan.
"Tentu saja, Ma'am," ucap Gion sebelum dia mulai memberi tahu mereka tentang apa laporan dari divisi pengintai. "Tidak ada yang terlalu penting untuk di laporkan, hanya bajak laut pendatang baru yang muncul dan menyebabkan masalah di Grand Line," ucap Gion dengan nada bosan, menunjukkan bahwa dia tidak tertarik pada bajak laut pendatang baru. "Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian divisi pengintai," tambah Gion dengan nada serius, mendapatkan semua perhatian mereka termasuk Garp.
"Well, apa itu?" Garp bertanya sambil bangkit dari sudut ruangan dan bergabung kembali dengan kelompok itu.
"Baru-baru ini, tampaknya ada organisasi tertentu yang menarik perhatian kita," jawab Gion sambil menyerahkan laporan kepada masing-masing petinggi marine. "Sebuah organisasi bernama Hell's Company, pergerakan pertama kali mereka menarik perhatian kami di South Blue, tetapi pada saat itu kami tidak terlalu memikirkannya, kami menganggap mereka sebagai orang bodoh yang mencoba untuk menjadi kaya dengan cepat. Namun itu semua berubah ketika organisasi yang sama juga muncul di West Blue dan Grand Line, "Gion menjelaskan, mengejutkan ketiga petinggi marine itu.
"Berapa banyak anggota yang mereka miliki di setiap lautan?" Tsuru bertanya sambil menatap Gion.
"Dari apa yang bisa kami ketahui, ada sekitar 200 anggota di setiap lautan namun ada beberapa laporan yang mengatakan bahwa ada lebih dari itu," ucap Gion, lebih mengejutkan mereka.
"Ini bukan organisasi kecil," komentar Sengoku sambil membaca laporan. "Sepertinya ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini," tambah Sengoku sementara yang lain mengangguk.
"Melihat dari bagaimana mereka telah menempatkan orang, aman untuk mengatakan bahwa kemungkinan besar mereka juga sudah memiliki anggota lain di lautan yang tersisa," Ucap Garp dengan serius. "Kita berbicara tentang hampir 2.000 personel secara total," tambahnya dengan nada kagum.
"Benar, kami juga memiliki asumsi itu," ucap Gion dengan anggukan.
"Apa yang kita ketahui tentang mereka?" Sengoku bertanya.
"Tidak banyak," sahut Gion sambil menghela nafas. "Dari apa yang kami kumpulkan, Hell's Company adalah pemasok berbagai barang, baik yang legal maupun ilegal," ucapnya, menyebabkan Tsuru tertawa.
"Ya ampun, mereka benar-benar cerdas," ucap Tsuru, sementara semua orang mengangguk setuju. "Mereka meraup keuntungan dari kedua pasar," tambahnya.
"Apa yang mereka jual?" Garp bertanya sambil menatap Gion.
"Semuanya," jawab Gion, menyebabkan mereka bertiga mengangkat alis mereka. "Mereka menjual, senjata, obat-obatan, barang antik, Drugs, koleksi langka, perhiasan, informasi, dan jika rumor yang aku dengar benar ... Devil Fruit," Gion menjelaskan, menyebabkan semua mata orang di ruangan itu melebar karena terkejut.
"Devil Fruit?" Sengoku bertanya, menyebabkan Gion mengangguk. "Tetapi itu berarti mereka memiliki banyak buah untuk dijual," tambah Sengoku.
"Kami tidak tahu pasti, Sir," jawab Gion. "Tapi sampai sekarang kami percaya informasi itu benar," katanya menyebabkan Sengoku menghela nafas dan menggosok jenggotnya. "Dari apa yang kita kumpulkan; mereka tidak peduli apa itu. Selama itu bisa dijual, mereka menjualnya," ucap Gion.
"Apakah kita tahu siapa yang menjalankan bisnis ini?" Garo bertanya, menyebabkan Gion menghela nafas frustrasi.
"Tidak, Sir," jawab Gion menyebabkan mereka mengangkat alis. "Yang kami tahu adalah bahwa tampaknya ada satu orang yang bertanggung jawab atas organisasi itu. Kami tidak tahu seperti apa dia, dari mana mereka berasal, atau di mana markas mereka. Yang kami tahu adalah bahwa orang ini memiliki nama Asura, " Gion menjelaskan.
"Asura?" ucap Garp sambil meletakkan tangannya ke dagunya dan mulai berpikir. "Aku belum pernah mendengar ada orang dengan nama itu sebelumnya," katanya.
"Bahkan itu mungkin bukan nama asli," Sahut Tsuru menarik perhatian mereka. "Itu mungkin hanya nama samaran," Tambah Tsuru, menyebabkan mereka mengangguk setuju.
"Mari kita mengumpulkan lebih banyak informasi tentang orang bernama Asura ini sebelum kita mulai bertindak," Sengoku menyarankan.
"Yes, Sir," jawab Gion. "Cipher Pol sudah dikirimkan ke setiap lautan dengan tugas untuk menyusup ke organisasi ini dan menggali informasi untuk kita," tambah Gion.
"Kerja bagus, Kapten Momousagi," ucap Sengoku sambil melihat marine perempuan di depannya.
"Terima kasih Sir!" Gion menjawab dengan sedikit merona.
"Kau boleh pergi," ucap Sengoku, menyebabkan Gion mengangguk dan mulai berjalan keluar dari ruangan. "Selalu ada satu masalah baru setiap saat," ucap Sengoku sebelum menghela nafas lelah.
"Aku punya firasat buruk tentang Hell's Company ini," ucap Tsuru sambil menatap Sengoku.
"Aku juga," sahut Garp dengan anggukan. "Fakta bahwa mereka menjual Devil Fruit berarti siapa pun yang menjalankan organisasi ini sangat kuat dalam caranya sendiri," tambah Garp sambil duduk kembali di sofa.
"Aku setuju," sahut Tsuru sambil menyilangkan kakinya. "Biasanya orang yang memiliki lebih dari satu Devil Fruit akan memberikannya kepada bawahan mereka untuk memperkuat kekuatan mereka, tetapi orang ini malah menjualnya," ucap Tsuru sambil menyipitkan matanya.
"Entah mereka terlalu terobsesi dengan keserakahan atau mereka adalah seseorang yang harus diwaspadai," tambah Tsuru dengan nada serius.
"Atau keduanya," Sengoku menambahkan sambil duduk di belakang mejanya. "Untuk saat ini, yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu Cipher Pol untuk mengumpulkan beberapa informasi berharga," ucap Sengoku, sementara dua lainnya mengangguk setuju.