Seorang pria berseragam tahanan berjalan pelan diantar seorang petugas LAPAS ke ruang kunjungan pagi itu. Nafis, Ia tak tahu siapa gerangan pengunjung pertamanya sejak ditahan tiga tahun lalu. Maklum, keluarga apalagi kerabat tak ada yang mengunjunginya sama sekali. Bukan karena tidak tahu, tapi tidak mau. Kasihan, membuat si tahanan itu semakin terpuruk dua tahun terakhir.
Lalu matanya menangkap sosok yang tak asing baginya dengan terkejut. Mata dan rahang tegas itu masih Nafis ingat jelas, pun apa yang dilakukan padanya sampai Ia bisa berada disini tanpa kebebasan.
Tristan, berdiri dan mengulurkan tangan padanya, "Apa kabar, Nafis? Bertemu lagi dengan Saya, Tristan. Saya bersama rekan Saya, Andreas," ujarnya memperkenalkan Andreas sekaligus. Ketiganya lantas silih berjabat tangan.
Petugas LAPAS meninggalkan ruangan usai Tristan memberikan kode. Tentu pembicaraan pagi ini perlu privasi dan keamanan tinggi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com