Hari kembali berlalu, tapi Rimonda masih saja terus memikirkan hal yang sama. Dia termenung menatap ke arah langit gelap yang sepi, tidak ada bintang maupun bulan di sana. Yang ada hanyalah sebuah kesepian dan ketakutan yang mendalam.
Dia tertawa kecil, memikirkan hal yang cocok tentang langit malam yang sama dengan dirinya sekarang membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Ternyata dia memang bodoh, karena menyamakan dirinya dengan langit malam yang mengerikan.
"Bodohnya aku" gumamnya, merancau mengatakan hal aneh akan dirinya yang sama seperti langit.
Entah kenapa dia jadi berpikir bahwa Ramon itu matahari dan dia adalah bulan, karena jika tidak ada Ramon mungkin dia akan menjadi orang paling menyedihkan di dunia ini. Bahkan elemen sihirnya adalah es dan Ramon api, dan pemikirannya kali ini jelas benar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com