webnovel

Nadia #14

Setelah percakapannya dengan Reecca, Steven kembali mencari Nadia yang ternyata sedang berada di luar, berdiri bersama David dan Alex. Ketiganya tidak berbincang-bincang, hanya berdiri diam dan menikmati pemandangan perkebunan di hadapan mereka.

Steven dapat merasakan kedekatan mereka bahkan saat mereka sama-sama terdiam sekalipun.

Tak lama kemudian Steven melihat mereka berpisah. David yang berbalik masuk ke dalam villa diikuti oleh Alex, sedangkan Nadia masih terdiam di tempat yang tadi.

Nadia memandang jauh melewati perkebunan, menjauh hingga ke dalam hutan, lalu naik hingga ke langit. Tak ada pikiran yang terlintas, hanya ketenangan. Entah sudah sejak kapan ia menginginkan ketenangan seperti ini.

Nadia kemudian beranjak meninggalkan tempat ia berdiri dan berjalan pelan menjauhi villa. Menuruni tangga batu, melewati tanah yang lembab, menyentuh dedaunan rimbun, tenggelam di dalam deretan tanaman.

Nadia semakin menjauh hingga jika Steven tidak mengikutinya, ia pasti akan hilang dan tersesat.

"Lo ngapain di sini?" tanya Steven mengagetkannya.

"Gue cuman pengen sendiri. Elo?"

"Ngikutin elo."

"Biar apa?"

"Biar lo nggak ilang." Nadia menggeleng mendengar jawaban Steven.

"Soalnya kalo lo ilang di sini, lo nggak bisa nelpon siapapun. Nggak ada signal." Jelas Steven yang membuat Nadia segera melihat ponselnya dan mengangguk paham.

Keduanya terdiam, tenggelam dalam ketenangan. Nadia mendongak sambil memejamkan matanya dan menikmati udara segar dan angin yang menyentuh wajahnya dengan lembut. Steven menangkap sebuah senyum tipis yang terukir di wajah Nadia yang membuatnya ikut tersenyum dan tidak melepas pandangannya dari gadis itu.

Duduk bersama Nadia saja sudah membuatnya bahagia. Dapat melihat senyuman Nadia membuatnya merasa lebih tenang.

"Gue mo bilang sesuatu sama lo." Kata Steven tiba-tiba. Nadia tidak bergeming. Dia hanya tetap memejamkan matanya dan menikmati semilir angin.

"Gue suka sama lo." Steven akhirnya mengatakan hal itu dan membuat Nadia segera membuka mata lalu menatapnya.

"Lo abis kena gegar otak? Ato salah makan obat?" tanya Nadia datar.

"Gue cuman mo kasi tau lo, kalo gue suka sama lo. Perkara lo nggak suka sama gue, itu udah bukan urusan gue lagi. At least I've tried to confess. " jawab Steven santai.

"Ya... gue nggak benci lah sama lo. Gue seneng sama kalian semua. Sama Amel, sama Grace, Henry, termasuk elo. Trus? Maksud lo gimana? Gue harus gimana?" tanya Nadia bingung.

Steven tersenyum manis mendengarkan jawaban Nadia yang begitu normal. Ia sudah bisa mengira, bahkan dari awal bahwa Nadia adalah seorang gadis yang cukup sulit untuk didekatinya. Nadia bukan sosok gadis yang peduli pada hal semacam perasaan suka dari seorang pemuda padanya.

"Kalo gue mau jadi pacar lo, gimana?" tanya Steven tiba-tiba. Nadia menatapnya terkejut namun setelah itu tertawa lucu.

"Lo serius? Kayaknya bener deh, lo abis salah makan racun tikus." Katanya lalu tertawa.

"Nad, lo nggak bisa terus lari-larian kayak gini. Kalo aja sekarang bukan gue yang minta, bakal ada cowok laen yang minta gitu juga ke elo. Trus mo sampe kapan lo nolak? Mo sampe kapan lo nggak peduli?" tanya Steven serius.

Nadia hanya terdiam. "ato jangan-jangan lo nungguin Alex yang confess?" tanya Steven dan membuat Nadia segera menatapnya tajam.

"Ngapain lo pake bawa-bawa Alex? Lo suka juga sama dia?" Nadia balik bertanya.

Steven memalingkan wajahnya dari Nadia. Ia tidak tahu harus berkekspresi bagaimana dengan percakapan mereka.

"Lo beneran serius, suka sama gue?" tanya Nadia tiba-tiba. Steven sudah tidak ingin mengulangi percakapan mereka. Ia hanya terdiam.

"Maksud gue, kita bisa nyoba kalo lo mau." Lanjut Nadia dan membuat Steven segera berbalik padanya.

"Lo serius?" tanyanya tidak percaya. Nadia mengangguk.

"At least we've tried. Right?" jawab Nadia santai.

Steven tersenyum manis padanya. Tidak disangka ia akhirnya bisa mempunyai hubungan special dengan gadis ini. Gadis misterius yang selalu bisa membuat jantungnya berdegup tidak karuan.

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts
Siguiente capítulo