Gina duduk di kamarnya menatap foto sang ayah yang baru saja dikirimkan Brigitta, Gina kembali menggunakan ponsel setelah sang ayah baptis memberikannya sebuah ponsel baru. Karena Gina tak memiliki apa-apa semua kebutuhannya benar-benar menjadi tanggung jawab keluarga barunya dan Gina merasa sangat bersalah karena sudah menjadi beban baru untuk sang ayah baptis yang hanya bekerja seorang diri.
"Terlihat sepuluh tahun lebih tua dari usianya, bukan?"
Gina langsung menoleh ke arah pintu dimana sang ayah baptis berdiri sambil tersenyum menatapnya.
"Apa yang terjadi padanya? Bukankah seharusnya dia bahagia karena masih hidup dalam kemewahan?" tanya Gina ketus mencoba menyembunyikan perasaan terdalamnya.
Patrick terkekeh. "Kalau uncle mengatakan dia tersiksa karena rasa bersalahnya telah membiarkanmu dibawa Massimo apa kau akan percaya?"
"Tentu saja tidak."
"Ya sudah kalau begitu uncle tak bisa menjawab pertanyaanmu yang sebelumnya, sayang."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com