Ansel merasa ada seseorang yang terus memperhatikannya latihan, terlihat pantulan dari cermin. Cewek tengil itu mengintip dari balik pintu. Merasa tertangkap basah, Lucy kabur begitu saja.
Segurat senyum tergaris di bibirnya.
"Kita istirahat dulu sejaman, habis itu kita latihan lagi," katanya melihat jarum jam sudah berada di angka empat.
Ansel mengambil botol minum, keluar dari ruangan. Memergoki cewek itu yang ingin kabur.
"Eh tengil, mau kabur lo?"
"HAAA, siapa yang panggil gue tengil?"
"Gue, emang kenapa?" menyandarkan bahunya di tembok.
Cewek tengil itu sepertinya tengah bad mood, menghampirinya dengan pipi yang di gembung-gembungkan, menambah kesan lucu.
"Pertama kali liat lo kesel kayak gini, bikin gemesin juga," katanya mencubit senang pipi Lucy.
"Sakit tahu." Lucy mengelus pipinya yang di cubit Ansel, menggerutu kesal.
"Lo ngapain kesini? Mau ngintipin gue ya? Lo suka sama gue?" godanya berbisik di telinga Lucy.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com