Enggan untuk kembali ke Surabaya karena rasa takut kehilangan , Raka mengutarakan keinginannya pada Nicky untuk berkenalan dengan Bu Elina. Raka ingin mengenal secara langsung dan ingin terlibat hubungan antara Nicky dan Bu elina. Raka ingin menunjukkan kalau Nicky adalah miliknya. Apakah keinginannya sangat egois ? " beberapa kali Raka mempertanyakan keinginannya pada dirinya sendiri. Apakah salah dia mempertahankan Nicky yang sangat berarti dalam hidupnya. Raka menunggu jawaban Nicky dengan hati resah, di pandanginya Nicky yang begitu tenang , sambil menikmati secangkir kopi untuk menghilangkan rasa kantuk yang menyergapnya. Sebenarnya Nicky merasa capek dan ingin istirahat sehabis dari luar kota. Karena tidak ingin membuat hati Raka kecewa, Nicky menemani Raka dari siang sampai sore ini. Mendengar keinginan Raka yang ingin berkenalan dengan Bu elina, itu tidak membuat Nicky suatu beban. Nicky malah sangat senang jika Bu elina juga bisa kenal dan dekat dengan Raka.
" Beneran kamu ingin kenal dengan Bu elina Ka,... " tanya Nicky setelah lama diam untuk menghabiskan kopinya.
" Beneranlah Nick, ... bukannya Bu elina sekarang mama kamu,... berarti mana aku juga dong,.." canda Raka, sambil mengedipkan sebelah matanya, menggoda Nicky. Senyum Nicky melebar, mencubit hidung Raka yang mancung. " Kalau bu elina mengenalmu , pasti akan sayang padamu Ka,...." Orang tuaku saja lebih sayang kamu dari pada ke aku, anaknya sendiri,.."
Raka bangkit dari tempat duduknya, mendekat di samping Nicky, meletakkan kepalanya di bahu Nicky manja. " Terus kapan kita ke sana,.." tanya Raka.
" Eemmmm , sekarang juga bisa.... Bu Elina tadi siang juga baru pulang dari Eropa,.." jawab Nicky.
" Ayoo kita ke sana sekarang,. " Raka sangat antusias.
" Yuukk,..."
***
Sebelum berangkat Nicky sudah minta ijin memberitahu Bu Elina lewat WA, jika Raka ingin bertemu dan berkenalan dengan Bu elina. Dan balasan Bu elina sangat senang jika Raka ingin bertemu dengannya. Tiba di rumah Bu elina, Nicky dan Raka sudah di sambut pak parman di depan pintu, dan segera membukakan pintu. Nicky dan Raka tersenyum dan bersamaan mengucapkan terimakasih pada pak parman. Nicky masuk ke ruang tamu di ikuti Raka di belakangnya. Dalam hati Raka ,berkali-kali kagum dengan semua yang ada di dalam rumah Bu elina, sangat seperti istana. Hatinya terasa mengecil, dirinya sepertinya kecil tidak sebanding dengan apa yang di miliki Bagas. Raka menghela nafas menghilangkan rasa mindernya. Bu elina keluar dengan wajah berseri, dengan anggun menghampiri Nicky dan memeluknya erat, " Anakku Nicky,...mama senang bisa bertemu lagi ,..." di kecupnya kening Nicky penuh kasih," Mama mengucapkan terimakasih karena Nak Nicky sudah menjaga Bagas dengan baik,.." lanjut Bu Elina. Kemudian Bu elina menoleh ke arah Bagas yang berdiri juga di depannya. Raka berdiri dan menatap Bu elina dengan senyuman di bibirnya. Raka mengulurkan tangannya menyalami bu elina, dan memperkenalkan diri dengan sopan.
" perkenalkan Bunda,..saya Raka kekasih Nicky ,.."
Bu elina menyambut tangan Raka dengan senang hati. Di peluknya juga Raka dalam dekapannya. " Trimakasih Nak, karena sudah memanggil bunda,... senang bertemu denganmu Nak Raka ..."
" Silahkan duduk Nak Nicky , Nak Raka,..." lanjut Bu elina mempersilahkan Nicky dan Raja duduk. Tak lama muncul Mbok minah dengan tiga minuman serta beberapa irisan kue di piring, dan di letakkanya di atas meja. Mbok minahpun kembali masuk ke dalam. Bu elina menyilahkan Nicky dan Raka untuk menikmati kue dan minumannya. " Ayoo Nak,... di minum dan di nikmati kuenya,..."
Nicky dan Raka mengangguk bersamaan , dan saling melirik dengan sama-sama tersenyum. Kecanggungan mulai hilang saat Bu elina bertanya mengenai pekerjaan Raka, dan mulai kapan menjalin hubungannya dengan Nicky. Raka pun bercerita dengan senang hati. Tak terasa waktu berjalan hingga malam. Raka yang sangat pintar bercerita terkadang membuat Bu elina tertawa , kadang Nicky yang tersipu malu. Bu elinapun bercerita tentang kedua anaknya. Dan Rakapun jadi bertanya soal Bagas.
" Oh ya Bund ....Bagas apakah tidak ada di rumah,..?" tanya Raka
" Ada di kamarnya Nak,....Bagas lagi tidak enak badan dari sore setelah minum obat dia tidur,.." kenapa Nak Raka,..." balas Bu elina dengan senyum terkulum.
" Enngggg ,.." ragu Raka untuk melanjutkan,.." saya juga ingin bertemu dan berkenalan dengan Bagas Bunda,...."lanjut Raka dengan lega.
" Kalau Bagas sudah sehat,... pasti akan Bunda kenalkan,...dan Bagas pasti senang bisa mengenal Nak Raka,..." Bu elina menjelaskan berlahan agar Raka tidak salah paham. Karena Elina yakin Bagas orangnya sangat susah sekali untuk berinteraksi dengan orang yang tidak di kenalnya. Malah terkadang terkesan dingin dan membatasi diri. Dan elinapun sangat mengenal putranya Bagas, saat ini hati Bagas telah terusik oleh kehadiran Nicky, itu Elina ketahui saat Bagas bercerita soal perhatian Nicky saat Bagas sakit. Di sisi lain Elina bahagia karena hati Bagas telah tersentuh tapi di sisi lain, hati Elina sedih karena Nicky yang telah bisa di terima Bagas. sudah menjadi milik Raka. Dan elina tidak ingin Bagas terluka ketiga kalinya. Trauma yang di rasakan Bagas adalah di saat masa kecilnya. di mana Bagas kecil harus berpisah dengan gadis kecilnya yang bernama AYA, hingga membuat Bagas sakit berhari-hari dan selalu mengigau di saat Bagas sakit. Dan trauma itu masih melekat hingga sekarang. Kenangan AYA yang di kenalnya walau sekejap namun dampaknya sangat besar di hati Bagas hingga Bagas dewasa.