-POV Nayla-
Bodo amat kalo mereka nganggap gue gila. Emang sekarang gue udah berasa gila. Banget malah.
"Eh, ada masih ada makanan nggak? Ni cewek laper." Dia ngomong ke orang yang di luar.
"Ada, Bang!" Gue denger yang di luar nyahut gitu.
"Eh, ini lama amat bukanya!"
Gue menggoyang-goyang tanga gue yang di iket ke belakang kursi. Pegel banget.
"Sabar dong!" jawabnya ketus.
"Pegel tahu nggak lo! Cepetan lepasin gue! Gue udah TU nich!"
"TU apaan?"
"TerUjung."
Dia terbahak, istilah apaan itu? Aneh banget.
"Taik gue udah di ujung anus. Cepetan!"
Sejujurnya, gue sama sekali nggak ngerasa kebelet apa-apa. Entah kenapa, rasanya aman-aman aja ini perut. Cuma laper iya.
"Hist, cantik-cantik jorok amat lu!" Gerutunya sambil mempercepat proses buka tali ikatan gue.
Terserahlah mau bilang apa. Bagi gue saat ini yang terpenting itu adalah bisa meregangkan tubuh. Gue buru-buru berlari masuk ke kamar mandi, yang ada di dalam kamar ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com