-POV Reza-
Saat mengatakan kata terakhir, saya melirik ke arah Zering, yang juga tengah menatap saya dengan tajam.
"Saya kan udah bilang Om, kalau Bintang itu adalah kekasihnya saya mulai tadi pagi. Jadi, Om harus hargai saya, sebagai pacarnya, yang menganut prinsip, bucin sama Bintang."
Saya tidak memerlukan jawaban dari anak ini, yang saya butuhkan itu, Nayla yang bicara. Bicaralah, Nayla. Katakan kamu ingin berdua saja dengan saya, hingga bisa dengan leluasa saya suruh Zering pergi.
Tapi, ternyata Nayla malah memilih untuk berdiri, menunduk pada saya, lantas keluar. Saya jadi tidak percaya dengan semua yang dia lakukan ini. Apakah saya telah melakukan kesalahan?
Zering tersenyum miring pada saya, saat melihat Nayla keluar begitu saja. Perasaan hati ini tidak enak sama sekali, segera saja saya berdiri dan mengejar Nayla. Tetapi, tubuh saya berbenturan dengan Zering, saat berada di depan pintu masuk.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com