-POV Reza-
Nayla belum menjawab permohonan maaf saya. Saat kaca di bagian ia duduk diturunkan, ia tampak menikmati. Menghirup udara segar ini begitu dalam.
"Apa ada penginapan di sini, Bos?" tanya Setyo pada saya.
"Seharusnya ada, Yo. Meski pun ini di kaki gunung tapi begitu banyak wisatawan yang hendak mengabiskan hari di sini."
Setyo mengangguk, saat saya menoleh kepadanya.
Tak berapa lama, memang terlihat sebuah rumah seperti paviliun, berjejer lima. Sederhana saja bentuknya. Di bagian luar, tertulis menerima sewa per hari, per minggu dan per bulan.
Setyo turun, dan mencoba bertanya kepada orang yang ada di dalam sana. Saya sangat berharap di tempat ini masih tersedia rumah yang bisa dikontrak.
"Nayla. Apa kamu tidak apa-apa?" Mengusir kecanggungan antara kami, akhirnya saya lontarkan sebuah pertanyaan untuknya.
"Aku? Nggak. Cuma laper aja." Nayla menjawab sambil menoleh sekilas kepada saya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com