-POV Nayla-
"Nggak enak, Bapak jadi nyium bibir saya secara nggak langsung."
Ops! Mulut. Kenapa sih, keceplosan terus. Gue langsung nepuk ni bibir. Bikin malu aja.
Tapi, tangan gue ditahan sama dia. Dan, tatapan kami bertemu. Jantung gue jadi berdebar kencang, gue juga bisa dengar jantung dia. Apa ini? O my god.
Nggak tahu gimana kejadiannya. Tiba-tiba aja, bibir gue sama dia nempel beberapa detik. Mata gue terbelalak gila, dan ngeliat dia begitu dekat, sentuhan lembut bibirnya di bibir gue, bikin gue nggak bisa gerak.
Jangan bilang gue menikmati, nggak. Nafas gue tercekat. Jantung gue berasa mau copot. Ini pertama kali dalam hidup gue, setelah dua puluh tiga tahun hidup gue jalani begitu nahas dan tragis.
Detik kemudian, dia membuka mata, dan kaget pas ngeliat mata gue melotot.
"Maaf, Nayla."
Buru-buru dia menjauhkan wajahnya dari gue. Nafas ini masih tercekat. Nggak bisa gue nafas, berasa mau mati. Aduh, tolong.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com