-POV Reza-
Jarum jam terus berputar. Malam pun semakin larut. Nayla terus-terusan menahan Mayang, yang saya dengar sudah menguap beberapa kali, ah, kasihan sekali. Ia terpaksa harus menjadi sandra agar Nayla bisa bebas dari saya. Namun, di satu sisi, Tante Mela tampak semangat menemani saya mengobrol. Beliau sangat ingin sekali, saya dan Nayla berbaikan lagi.
"Sudah malam, Tante, saya permisi saja kalau begitu." Saya jadi tidak enak. Mayang juga tampaknya terbebani karena kedatangan saya. Sementara Nayla, seolah-olah tengah mengobrol seru dengan Mayang, yang matanya saja sudah setengah terpejam, saya mengintip mereka.
Beberapa kali gelak tawa Nayla membuyarkan Mayang. Ia tersentak.
"Nayla ini, bagaimana, sebentar, biar Tante panggil."
Ini sudah panggilan ke lima, tapi Nayla tidak juga menggubris. Ah, apa-apaan ini. Nayla benar-benar tahan dengan sikap buruknya itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com