-PoV Nayla-
Pada akhirnya, Arka pun nyusul kita ke hotel tempat kami nginap. Meski rencana buat kerja sama udah terucap. Tapi sebagai manusia yang tetap punya insting, gue dan Aira udah nyimpen senjata buat jaga diri kita. Gue nggak pengen entar kami malah jadi korban berikutnya.
Dia datang sendiri, masuk ke dalam kamar melenggang, kaya biasa aja. Dia tetap Arka yang selengekan.
"Hai De Yut, Aira. Gue kangen banget sama loe berdua. Akhirnya, kita bisa kerja bareng lagi." Dia langsung melompat ke atas ranjang hotel kami.
"Waduh, ini kenapa milih kamar hotel semurah ini sih, apa nggak bisa sewa yang agak berkelas apa gimana? Kasurnya aja, keras gini. Dan rada bau ya, WCnya." Dia terus menerus bicara nggak penting. Menurut gue nggak ada gunanya juga dia ngomongin hal kaya gitu. Aneh banget memang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com