Mereka kembali berjalan menyusuri lorong untuk pergi ke ruangan selanjutnya. Mereka yang awalnya bisa bicara hening kali ini masih memikirkan nyawa bayi yang bahkan seharusnya belum lahir ke dunia dan dirawat sebaik mungkin oleh ibunya meninggal di tangan badut itu. Dia tidak punya empati. Tidak punya sedikitpun rasa peduli untuk setidaknya membiarkan bayi itu untuk tetap hidup. Tapi mereka tahu dia tidak akan mau melakukan hal semerepotkan itu.
Mereka berjalan hingga kemudian mereka sampai ke sebuah ruangan yang baru. Kali ini ruangan yang mereka masuki berwarna kuning. Iya, kuning terang yang menyakiti mata siapapun yang melihatnya. Di ruangan itu tidak ada apa-apa selain kolam renang berbentuk persegi panjang yang ukurannya hampir memenuhi ruangan tersebut. Kolam renang itu berisi bola warna warni yang tampak mengambang di atas air dan jarak kolam dan pintu keluar tampak cukup jauh. Melihat tidak ada hal aneh yang terjadi kepada bola-bola plastik itu Kinan tahu itu air biasa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com