Dua tahun berlalu.
"Bang?"
"Hm?"
"Lihatin dedeknya bentar. Aku lagi cuci muka nih."
"Oke."
Arta yang tadinya sibuk bermain ponsel seketika menghentikan kegiatannya. Tuan putri kecil harus dijaga dengan sangat hati-hati kalau Arta masih ingin hidup damai.
Bisa berabe urusan kalau Arta lalai mengawasi anak bayi kesayangan semua orang ini.
"Sayang?"
Arta menoleh lalu mendengkus.
"Lama banget lo!"
Pino terkekeh. "Sorry. Habis nyari ini dulu. Bini gue mana?"
Pino mengangkat sekotak pizza kesukaan Deana membuat Arta mencibir.
"Lagi cuci muka."
Pino duduk di samping Arta setelah meletakkan kotak tersebut ke atas meja di dekat sofa. Senyuman manis Pino terkembang saat matanya menatap bayi gendut di atas ranjang tengah mengemut bibir bawahnya dengan kening berkerut.
"Haus dedek ya?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com