"Membacakan nasib Anda?"
Jordan menatap Salvatore, yang telah menjadi bawahannya selama dua tahun terakhir.
Adakah orang yang lebih mengenal Salvatore daripada Jordan?
"Tentu saja."
Jordan dipenuhi kepercayaan diri dan dengan senang hati menerima tantangan itu.
Meskipun Jordan tidak memiliki Kemampuan Dewa untuk meramal masa depan, membaca nasib Salvatore sangatlah mudah baginya. Dia bahkan bisa menerawang nasibnya dengan mata tertutup.
Salvatore tidak pernah percaya pada ramalan nasib. Menurutnya, status sosial seseorang adalah cerminan dari kemampuannya.
Jika seseorang membaca nasib di bawah jembatan dan hidup miskin, bagaimana dia bisa menjadi tuan? Jika dia benar-benar memiliki kemampuan, bukankah dia sudah membeli rumah sejak lama? Apakah dia akan keluar untuk menderita seperti ini?
Salvatore ingin membalas dendam pada Jordan. "Saya peringatkan Anda. Jika Anda salah membaca nasib saya, saya akan mengajari Anda pelajaran!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com