webnovel

Sin of Lust

Autor: Jili_Nai
Urbano
En Curso · 14.8K Visitas
  • 7 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS
Resumen

Setelah dikhianati kekasih dan sahabatnya, Aeris Rosewood mengira dirinya takkan pernah mampu jatuh cinta lagi. Dia membangun benteng yang begitu kokoh untuk melindungi puing-puing yang masih tersisa dari hatinya. Kemudian, Sky Aither masuk ke kehidupannya. Pria itu meretakkan benteng yang sudah susah payah Aeris bangun, kemudian menyatukan kembali reruntuhan-reruntuhan itu secara perlahan. Aeris sadar perasaannya terhadap Sky salah dan tak seharusnya ada. Namun, tak peduli sekuat apa pun Aeris berusaha menghindari Sky, dia akhirnya tetap jatuh cinta pada pria itu—kakak iparnya sendiri. Akankah Aeris menyerah pada perasaannya, mengkhianati kakaknya sendiri, dan menjadi simpanan Sky? Atau meninggalkan Sky dan melupakan cintanya terhadap sang kakak ipar? Mampukah Aeris mengorbankan kebahagiaannya demi kebahagiaan kakaknya? Akankah Aeris dan Sky bersatu? "Dalam kehidupanku, aku mati dua kali. Kematian pertama, saat aku tak lagi bisa mencintaimu. Kematian kedua ialah kematian yang sesungguhnya. Aku jauh lebih takut kepada kematian pertamaku, karena berhenti mencintaimu jauh lebih mengerikan dan menyakitkan dibandingkan dengan kematian itu sendiri." ~Sky Aither "Setiap kata cinta yang keluar dari mulutmu ibarat racun, tetapi memabukkan seperti anggur. Meski aku tahu itu akan membunuhku cepat atau lambat, aku tetap saja meminumnya. Aku tak sanggup berhenti. Jika terus meminumnya, aku akan mati. Namun, jika berhenti, aku justru akan mati lebih cepat." ~Aeris Rosewood Dipublikasi tangga 22 April 2022 ©Jili Nai, 2022 Kover: Picture by Unsplash Font by Canva

Chapter 1Deep Talk — Aeris

Aku mematikan mikrofon dan melepaskan penyuara jemala, kemudian kuempaskan punggungku ke kursi. Aku memperhatikan layar komputer, mengawasi batas waktu iklan sebelum kembali mengudara. Studio tempatku berada berukuran kecil, serta kedap suara. Di studio ini, aku membawakan acaraku—Deep Talk, yang mengudara lima kali dalam seminggu.

Stasiun radio ini terletak di Distrik Lampu Merah, wilayah termiskin di pinggiran kota Zorka. Dimiliki oleh Mr. Janus Jorkins, pria tua berusia akhir enam puluhan yang memiliki terlalu banyak lipatan dan lemak di tubuhnya—dan hanya memedulikan keuntungan tanpa mau repot-repot memikirkan para pegawainya. Studio ini terletak di bangunan dua lantai yang memanggang penghuninya saat musim panas dan membekukan kami saat musim dingin tiba.

Aku mengenakan celana jins ketat serta blus berlengan panjang dengan mantel berwarna merah muda di luarnya, serta sepatu boot coklat. Kugosok-gosokkan kedua telapak tanganku, berharap tindakanku bisa sedikit memberikan kehangatan. Meski di dalam ruangan, aku tak melepas mantelku, karena memakai mantel pun aku masih saja menggigil.

Aku mengerling ke arah Jade—produser sekaligus pengarah acara, yang kini berada di sebuah bilik kecil dikelilingi kaca, persis di sebelah ruanganku. Pemuda itu tengah sibuk menyaring panggilan masuk untuk segmen selanjutnya.

Jade berusia dua puluh enam tahun—enam tahun lebih tua dariku, memiliki rambut coklat yang sangat pekat dengan mata keemasan yang memancarkan pendar hangat kepada siapa pun yang ditatapnya. Entah sudah berapa banyak gadis yang takluk hanya karena tatapannya. Selama aku bekerja dengannya, aku belum pernah melihat Jade marah—dan berharap tak perlu merasakan kemarahannya. Kemarahan orang yang penyabar dan pendiam biasanya jauh lebih mengerikan bila dibandingkan dengan kemarahan orang yang memang bersumbu pendek.

Dia memiliki kadar ketampanan di atas rata-rata. Ditunjang dengan tubuh atletisnya, aku takkan terkejut jika banyak perempuan yang rela merangkak ke atas tidurnya dengan sukarela—meski menurutku Jade bukanlah tipe pria seperti itu. Andai belum memiliki Grey, aku mungkin akan mempertimbangkan Jade menjadi kekasihku.

Sudah hampir enam bulan aku bekerja di sini. Heartbeat. Meski hanya bekerja di stasiun radio kecil dengan bayaran pas-pasan, aku menikmati pekerjaanku. Aku senang mendengarkan para penelponku bercerita, bercanda, atau sekadar berkeluh kesah. Bisa memberikan masukan untuk mereka membuatku merasa sedikit berguna, dan saat mereka menyampaikan kabar bahagia padaku, aku juga ikut merasakan kebahagiaan mereka.

Begitu mengetahui pekerjaanku serta kecilnya jumlah gaji yang kuterima, Ibu langsung mencelaku dan memintaku keluar dari pekerjaan ini. Katanya, aku akan membuatnya dan Mauve malu. Tetapi aku tidak peduli. Lagi pula, aku bukannya melacur. Jadi, untuk apa merasa malu? Ibuku memang orang yang sulit. Susah membuatnya merasa puas—setidaknya untukku.

Sudah sejak lama aku berhenti berusaha untuk menyenangkannya. Tak ada apa pun yang kulakukan yang mampu membuatnya senang. Aku juga sudah menyerah untuk mendapatkan kasih sayang darinya. Di matanya, dia hanya memiliki satu anak, yaitu kakakku—Mauve. Sedangkan aku, Ibu sering menyebutku sebagai kesalahan dan tidak seharusnya terlahir.

"Kau baik-baik saja, Aeris?" tanya Jade menyentakkanku dari lamunan. Suaranya terdengar lewat pelantang pada panel kontrol.

"Sepertinya aku belum akan membeku dalam waktu dekat," gerutuku sembari menggosok-gosok lenganku.

Jade terkekeh. "Bersabarlah, Sayang. Tinggal satu segmen lagi. Setelah itu, kau bisa kembali ke pelukan Grey tersayang."

Aku memberengut. "Kuingatkan padamu, aku dan Grey tidak tinggal serumah. Ibuku bisa membunuhku jika aku melakukan itu. Kenapa sih, tua bangka kikir itu tidak mau menaikkan suhu radiatornya sedikit saja?"

Suhu radiator selalu diatur pada suhu dua belas derajat—yang bahkan hampir tidak cukup hangat untuk mencegah pipa-pipa membeku. Sudah berkali-kali kami meminta agar Mr. Jorkins mau menaikkan suhu radiatornya, tetapi biasanya berakhir dengan serangkaian omelan yang baru akan berhenti satu jam kemudian.

"Siapa yang akan membayar kenaikan tagihannya nanti, huh? Kalian? Tidak, 'kan? Aku yang harus membayar semuanya. Keuntungan yang didapat dari stasiun radio ini sangat kecil dan hampir habis setelah kugunakan untuk menggaji kalian dan berbagai tagihan lainnya. Sekarang kalian mengeluhkan tentang suhu radiator? Kalian bisa bekerja dengan tetap memakai mantel jika memang merasa kedinginan …." Biasanya kami akan pergi meninggalkannya sementara dia masih terus merepet, mengeluhkan tentang iklan yang masuk, beban gaji kami, dan lain sebagainya.

Kulihat pemuda itu mengangkat satu alisnya, ujung bibirnya membentuk seringai menggoda. "Sejak kapan kau peduli pada pendapat ibumu?" tanyanya.

Aku mengangkat bahu tanpa beban. "Tidak pernah. Aku hanya berusaha mempertahankan nyawaku."

Jade menggeleng-geleng.

"Bersiap-siaplah. Akan ada beberapa panggilan lagi. Sepertinya malam ini begitu sendu. Banyak dari penelpon kita yang sedang patah hati."

Aku mendengus, tetapi tak mengatakan apa pun. Kemudian kembali memasang penyuara jemala. Kutegakkan tubuh, bersiap untuk kembali mengudara. Layar komputer menampilkan sisa waktu yang kurang dari sepuluh detik.

Kutarik napas dalam-dalam, kemudian kunyalakan mikrofon.

"Kembali lagi di Deep Talk …."

*

" … saya Aeris Rosewood beserta seluruh tim yang bertugas undur diri. Sampai jumpa di Deep Talk minggu depan. Semoga akhir pekan kalian menyenangkan."

*

"Apa rencana akhir pekanmu?" tanya Jade.

Aku tak langsung menjawab pertanyaan Jade. Kami selesai siaran beberapa menit yang lalu. Pemuda itu berdiri di depan pintu studio, menungguku. Setelah selesai melilitkan syal di leherku, aku mengangkat bahu seraya berkata, "Menghabiskan waktu bersama Grey mungkin. Entahlah. Bagaimana denganmu?" Aku meraih paperbag serta tasku, kemudian bergabung dengan Jade.

"Sudah sejak sebulan yang lalu Amy ingin mengunjungi Charthreuse. Kau mau bergabung?" Amy merupakan adik Jade—Amethyst Crimson.

Charthreuse merupakan wilayah pegunungan di Byeol, empat jam naik kereta dari Zorka, kemudian dilanjutkan berkendara dengan mobil selama hampir dua jam saat cuaca normal. Tawaran dari Jade cukup menggoda. Aku membayangkan pegunungan dengan hamparan salju yang membentang sejauh mata memandang. Kapan lagi punya kesempatan menjauh dari Ibu dan menghabiskkan waktu bersama Grey selama akhir pekan? Apalagi selama ini aku memang ingin mengunjungi Byeol.

Aku terdiam sejenak, mempertimbangkan ajakan Jade sebelum kemudian mengangguk. "Akan kutanyakan pada Grey," kataku.

Begitu melewati pintu, udara dingin langsung menyerbu kami. Jade tampak menggigil dan kuduga aku pun sama. Kami menyapa Arthur, seorang pria paruh baya yang bertugas menjaga gedung. Rambut coklatnya sudah diselingi uban di sana-sini.

Arthur tersenyum ramah seperti biasa. Kehangatan senyumannya mampu melelehkan seluruh salju yang ada di muka bumi. "Sudah mau pulang?" tanyanya.

Aku dan Jade mengiakan.

"Berhati-hatilah. Saljunya turun cukup lebat, mungkin cuacanya akan memburuk," ujar pria itu.

"Apa yang lebih buruk dibandingkan dengan badai panggilan dari orang-orang yang tengah putus cinta?" cetusku.

Arthur dan Jade tergelak.

Jade memandangku dengan tatapan iba yang dibuat-buat. "Kasihan sekali gadis kecil kita, Arthur. Dia bahkan belum memiliki cukup pengalaman mengenai percintaan, tetapi harus memberikan saran-saran dan penghiburan bagi para muda-mudi malang di luar sana."

Aku mencebik. "Kalau begitu, berikan bonus lebih untuk gadis kecil nan malang ini, Tuan Raksasa."

Jade mengerjap-ngerjap dengan memasang tampang sok polos. "Tidakkah cukup dengan memandangi aku—mahakarya Tuhan," dia merentangkan tangannya dengan lagak sok dramatis, "selama berjam-jam setiap malamnya tanpa kupungut biaya? Kau seharusnya merasa bersyukur karena aku sudah sangat bermurah hati padamu."

Aku memutar-mutar bola mata seraya berujar, "Aku mungkin akan sudi mengeluarkan beberapa pound jika kau bekerja di Eros. Sekadar untuk melihat apa saja yang mungkin menarik dari tubuh indahmu itu, Jade."

Arthur yang sedang menenggak sesuatu dari tumbler-nya tersedak, lalu terbatuk-batuk.

Mata Jade membulat. Sejenak, dia tampak kehilangan kata-kata, tetapi pulih dengan cepat. "Teganya kau," ratap Jade sambil memasang raut wajah terluka.

Eros merupakan salah satu kelab di Distrik Lampu Merah yang menjual minuman murahan serta menampilkan pertunjukan dari para penari erotis—pria ataupun wanita. Sebenarnya Eros bukan satu-satunya, tetapi tempat itu merupakan yang terbesar di distrik ini.

Tiba-tiba raut wajah Jade berubah menyelidik. Matanya menyipit. "Dari mana kau tahu di Eros ada hal-hal seperti itu? Umurmu baru dua puluh tahun. Seharusnya kau belum diperbolehkan masuk ke tempat-tempat seperti itu," cecarnya.

Aku melambaikan tangan untuk menenangkannya. Terkadang, Jade bersikap begitu protektif terhadapku. "Kan itu sudah jadi rahasia umum," kataku sembari cengengesan. Jade tampak tak yakin. "Sudah malam," kataku sebelum Jade menginterogasi lebih jauh. "Aku tidak ingin terus berdiri di sini dan mati beku. Selamat berakhir pekan, Arthur, Jade." Aku berpaling pada Jade. "Akan kukabari kau nanti."

"Aku bisa mengantarmu," Jade menawarkan.

Aku menggeleng. "Terima kasih banyak," kataku tulus, "tetapi aku harus pergi ke suatu tempat dulu." Aku menunjuk paperbag yang kubawa.

Jade melipat kedua tangannya di dada. Sebelah alisnya terangkat. "Haruskah aku merasa khawatir?"

Aku tertawa. "Dasar kakak angkat posesif. Kau boleh menghubungi polisi atau militer jika aku tak mengabarimu besok pagi. Aku hanya pergi ke apartemen Grey, bukan ke Eros." Kemudian, aku melangkah memasuki malam, berbalik untuk melambai pada Jade dan Arthur.

También te puede interesar

OH MY CEO

Luna(24) adalah seorang gadis cantik dan menarik dengan paras bak model, ia bekerja sebagai sekertaris diperusahaan ternama selama enam tahun tapi suatu hari ia dikejutkan karena ternyata bos penggantinya yaitu Kevin (24) pria tampan yang maskulin yang selalu menggodanya ternyata adalah teman sekolahnya saat SMP dulu yang selalu dibullynya. Hidupnya berubah saat cinta menghinggapi mereka berdua, tapi kenyataan jika Kevin telah dijodohkan dengan seorang wanita bernama Monic membuat mereka terjebak dalam situasi yang rumit, Monic sendiri adalah seorang mantan narapidana karena saat kuliah dulu ia mencoba meracuni wanita yang akan dinikahi oleh pria yang dicintainya. Monic ingin membalas dendam melalui Kevin yang tidak lain adalah sahabat dari pria yang dicintainya. Dengan niat yang buruk memisahkan persahabatan mereka Monic nekat meminta dijodohkan dengan Kevin oleh ayahnya, tapi tanpa Monic sadari ia telah jatuh cinta pada Kevin dan membuat hubungan Luna dan Kevin semakin memburuk. Monic yang tidak terima dengan hubungan Luna dan Kevin lantas membuat Luna dan Kevin mengalami kecelakaan dan membuat Luna dan Kevin kehilangan ingatan tentang perasaan cinta mereka melalui Hipnoterapy dengan memanfaatkan adik angkatnya. Akankah Luna dan Kevin bisa menang melawan Monic dan dapat menemukan cinta mereka?? ****************************** Sinopsis vol.2 (Destiny of love ) Mia & Varell Pernahkah kamu membayangkan, menikahi pria yang mencintai sahabatmu sendiri? Bukan karena sebuah perjodohan.. Tapi karena kami memang berjodoh. Aku Mia, Ibuku telah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu dan kini aku tinggal bersama dengan Luna sahabatku karena ayahku telah menikahi wanita lain dan membuatnya mengabaikanku. Suatu hari ayahku mencariku, aku sangat bahagia.. Dia telah kembali perduli padaku tapi ternyata aku salah.. Cinta dapat mengubah segalanya.. Bahkan cinta seorang ayah yang berubah karena ia menemukan cinta yang membutakannya. Ayahku menjodohkanku.. Bukan dengan pria kaya dan tampan tapi pria tua yang sudah bau tanah dengan alasan hidupku akan sejahtera tapi sebenarnya hanya untuk menyelamatkan perusahaannya yang hampir bangkrut. Singkat cerita ayahku memaksaku untuk ikut dengannya dan di saat aku hampir tidak dapat menyelamatkan diri, dia datang. Varell namanya, pria yang cukup aku kenal karena ia menyimpan perasaan pada sahabatku Luna. Ia mengatakan pada ayahku bahwa dia adalah kekasihku.. Dan dari situlah kisah kami dimulai... Kami terjebak dalam situasi yang mengikat kami.. Dan dengan hati yang terluka kami memutuskan untuk hidup bersama. Menutupi kesedihan kami dengan hari bersama memulai kebahagiaan kecil yang tanpa kami sadari membuat kami lupa akan luka di hati kami. Apa semua itu disebut dengan cinta? Setahu kami, cinta tidak seperti itu karena kami hanya mengenal cinta yang bertepuk sebelah tangan. Lantas jika hati kami sama-sama memiliki kabut hitam, apakah hati kami akan sembuh jika kami bersama merasakan badai salam hati kami.. Akankah kami dapat melihat pelangi yang sama? **** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku. Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · Urbano
4.8
196 Chs

The Forgotten Princess.

Bijaklah memilih bacaan, terdapat beberapa adegan kekerasan dan dewasa dalam novel ini. “Suka atau tidak suka kau akan tetap menjadi wanitaku, Gina,”ucap Massimo dingin tak terbantah. “Semuanya sudah tertulis dalam perjanjian yang dibuat kakekmu dan kakekku.” “Aku bukan bagian dari keluarga Sanders lagi, jadi aku tidak berkewajiban memenuhi perjanjian itu.” Gina menjawab lantang tanpa rasa takut. Massimo tertawa lebar. “Jadi kau menolakku?” “Tentu saja!” “Baik, kalau begitu akan kubuat satu-satunya orang yang kau cintai hidup dalam keadaan menyedihkan. Akan kubuat dia berharap kematian lebih baik dari hidupnya saat ini,”ancam Massimo sungguh-sungguh. sinopsis: Gina yang terlahir dari wanita yang tak diakui keberadaannya oleh keluarga sang ayah terpaksa harus mencari ayahnya ke Barcelona atas amanat sang ibu yang meninggal karena kanker. Hidup bersama ibu dan saudara-saudara tirinya ternyata tak membuat hidup Gina menjadi lebih baik, sang ibu tiri yang mengincar harta ayahnya menghalalkan segala cara untuk membuat putra kesayangannya Diego Alvarez menjadi ahli waris keluarga Sanders. Sementara itu Gina harus terjebak dalam sebuah perjanjian gila yang dibuat kakeknya puluhan tahun yang lalu untuk menjadi wanita seorang ahli waris dari penguasa Barcelona Massimo del Cano yang tak menginginkan pernikahan, Gina menjadi pengganti adik tirinya atas perbuatan sang ibu tiri yang menjebaknya. Hubungan yang Massimo inginkan tak lebih dari hubungan Tuan dan budak, mampukah Gina bertahan dalam hubungan itu? Hubungan mengerikan dari seorang pria yang ternyata menjadi cinta pertamanya.

nafadila · Urbano
4.8
618 Chs

MI VOLAS VIN (I Want You)

Patuhi syarat membaca. 1. Mengandung muatan dewasa (21+) yang belum cukup umur dilarang membaca. 2. Follow akun author / IG @dee.Meliana 3. Kasih like/vote dan komentar yang sopan dan membangun. G: Dark Romance. Dilarang mengcopy paste tulisan ini dalam bentuk apapun!!! Tindakan plagiatan akan saya proses secara hukum. BLURB: ========== Kasih dan pengakuan. Cinta dan nafsu. Gairah dan hasrat. Semua itu adalah bagian penuh pesona dalam setiap kisah yang terjalin dalam kehidupan manusia. Pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin, semua lapisan golongan dalam bebagai macam warna mata dan kulit menginginkannya. Keinginan yang tanpa batas untuk memiliki berujung pada obsesi. Obsesi berujung pada kegilaan. Kau bisa melakukan apapun saat menjadi gila. MI VOLAS VIN Bahasa Esperanto yang berarti 'aku menginginkanmu'. Ucapan singkat itu lah yang selalu Leonardo bisikkan pada telinga Jasmine. Obsesi Kegilaan dan Hasrat Membuat Leonardo menginginkan wanita bernama Jasmine lebih dari apapun dan bagaimana pun caranya. Lelaki berbahaya namun tampan dan penuh gairah diperhadapkan dengan wanita biasa yang menyimpan sejuta pesona. Mampukah Leonardo melumpuhkan Jasmine? "Sampai tetes darah terakhir yang mengalir melalui pembuluh darahmu adalah milikku. Mi volas vin, Jasmine!" Leonardo berbisik panas pada telinga Jasmine, membuat tubuh Jasmine bergetar karena sensasinya. "Tidak, ini adalah hal yang salah, Leon!" seru Jasmine. (Mengandung unsur maju mundur atau plot twist, baca dengan penuh penghayatan ya Darling!) Cover bukan milik saya. (Cover is not mine, credit belong to owner) Terima kasih. Selamat membaca, Belle Ame.

BELLEAME · Urbano
5.0
529 Chs

Reinkarnasi Agen Khusus: Dewi Yang Maha Kuasa dari Transmigrasi Cepat

Dia adalah Aktris Terbaik yang baru dinobatkan di Lingkaran Hiburan sekaligus putri kedua yang lama hilang dari Keluarga Ye di Kota Kekaisaran, sebuah fakta yang diketahui semua orang. Putri tertua dari Keluarga Ye adalah Ketua Grup Fenghai; putra ketiga dari Keluarga Ye, seorang figur penting di Kota Kekaisaran; tetapi putri kedua yang ditemukan hanyalah sekadar hiasan dalam Lingkaran Hiburan. Ayahnya tidak mencintainya, ibunya tidak menghargainya. Namun, tidak ada yang tahu, di balik kedok seorang hiasan, dia adalah seorang Agen yang luar biasa yang menjadi masalah bagi kekuatan internasional! Tak terduga, dia membuat kesalahan, tertipu, dan secara tidak sengaja mengikat dirinya dengan sistem untuk menyelesaikan tugas dan menyerap energi. Sejak itu, dia mendominasi di semua alam semesta paralel, menulis ulang kehidupan tragis orang lain. Di mana pun dia berada, dia berkembang dengan mudah. Yang tidak dia duga, bagaimanapun, adalah bertemu dengan seorang figur penting dari kekuatan misterius… Ketika dia akhirnya memulihkan kekuatannya untuk kembali ke bentuk puncaknya, dia bisa melepaskan identitasnya sebagai putri kedua Keluarga Ye; dia bisa menolak warisan keluarganya. Namun, jika dia tidak memberikan perhitungan yang baik kepada mereka yang berkomplot melawannya, bagaimana dia akan memberi keadilan pada gelar Agen Utama yang dengan susah payah dia dapatkan? Saat identitasnya sepenuhnya terungkap, saat itulah dia akan bersinar! *** Satu seorang pemuda misterius yang luar biasa, yang lainnya adalah Agen Utama yang terkenal di dunia, inilah pertarungan antara dua tokoh yang tangguh. *** Judul alternatif dari novel ini termasuk "Pahlawan Wanita Sungguh Menakjubkan" dan "Pahlawan Sungguh Tampan". —【Menyegarkan】【Transmigrasi Cepat】【1v1】

Road of Flowers · Urbano
Sin suficientes valoraciones
569 Chs

APOYOS