"ARRGHH KAU INGIN KU BUNUH YAH ?!!" Gadis mungil itu menggila. Matanya merah menyala membuktikan semarah apa dia.
Namun itu belum bisa membuat Gabriel takut. Justru pemuda itu malah tersenyum dan mendekat ke arah Ana. Ia menepuk-nepuk pelan pucuk kepala gadis itu tak peduli pada api yang menyala di sekujur tubuh Ana. Toh ia tak akan terbakar.
"Ayo minum teh dulu" Gabriel menggandeng tangan Ana keluar.
"YAK !! INI BUKAN WAKTUNYA MINUM TEH"
"Akan ku jelaskan disana.." Ana menggeram kesal. Namun ia tak dapat berbuat apa-apa selain menurut pada Gabriel.
Rumput halus langsung menyambut mereka begitu keluar dari ruangan tadi. Semilir angin menerbangkan helaian rambut hitam gadis itu. Tepat di tengah padang ilalang, gazebo itu berdiri.
Tempat ini masih sama. Bagaimanapun musim berganti. Bagaimanapun cuaca berubah di bumi. Seberapa lama waktu berlalu. Tak akan bisa merubah tempat ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com