webnovel

6. Sekarang Saatnya

"Semua sudah siap—waktunya pertunjukkan," gumam Altea sembari berjalan menuju pesta malam ini.

Dia berjalan menuju sebuah ballroom di mana pesta malam ini dilaksanakan. Terlihat para tamu undangan sudah berdatangan. Dengan santai Altea berjalan memasuki ballroom tersebut.

Setiap mata tertuju padanya, apakah dia cantik? Ya. Dia cantik dengan menggunakan gaun malam berwarna merah yang memperlihatkan kemolekan tubuhnya. Setiap mata pria terlihat ingin bersenang-senang dengannya dan terlihat sorot mata para wanita yang penuh dengan kecemburuan.

Namun, Altea sudah terbiasa dengan tatapan mereka, dia tidak peduli dengan semuanya dan memilih mencari targetnya. Erick, pria yang ingin berpisah dengan istrinya itu karena dia tidak menyukai wanita.

Altea merasa tertantang untuk bermesraan dengannya. Apakah dia akan kembali menjadi pria sejati atau dia tidak akan tergoda oleh permainan yang akan dilakukan olehnya.

"Nona, maukah menjadi temanku malam ini?" tanya seorang pria yang mendekati Altea dengan senyum yang membuatku sedikit muak.

"Maaf—kau bukan tipeku dan aku sudah memiliki pasangan untuk malam ini," Altea menjawab setelah dia memperhatikan dengan saksama pria yang mengajaknya berdansa dan dia sengaja melakukannya.

Pria itu terlihat sangat kesal dengan apa yang dikatakan oleh Altea tetapi dia tidak menyerah untuk mendekati wanita yang sudah membuatnya bergairah. Dia memperlihatkan sikap sopan-santunnya pada Altea tetapi semua yang dia lakukan sama sekali tidak akan berhasil sebab Altea tahu dengan pasti pria seperti apa yang ada di hadapannya itu.

Altea dengan pasti pria yang ada di depannya itu adalah tipe pria yang lebih suka bersenang-senang dengan wanita dan mencampakkannya begitu saja jika sudah bosan. Dan dia tidak menyukai pria seperti itu, meski pun dia bukanlah wanita baik-baik.

Pria itu sudah keterlaluan dan membuat Altea kesal sehingga dia tidak bisa fokus untuk mencari Erick. Tidak begitu lama dia tersenyum karena kedua matanya sudah melihat Erick.

"Pergi kau—jika tidak ingin terluka!" Altea berkata pada pria itu dengan nada dingin sembari memegang bagian sensitif yang sangat penting bagi seorang pria untuk menghasilkan keturunan.

Pria itu terkujut dengan semua yang dilakukan oleh Altea, secepat kilat dia mundur dan pergi meninggalkan wanita yang sangat berbahaya itu. Dia tidak ingin terjadi sesuatu dengan hal yang sangat penting baginya itu.

Altea tersenyum saat melihat pria itu lari darinya dan dia berpikir jika pria itu sangat penakut dan hanya bisa menggoda wanita saja. Baru saja diancam seperti itu sudah lari terbirit-birit.

Dengan santainya Altea berjalan mendekat pada Erick, dia melihat seorang wanita yang sangat anggun dan ramah. Sungguh pria yang beruntung bisa mendapatkan wanita seperti itu. Namun, Erick tidak bisa bersyukur dengan semua yang sudah diterimanya.

Erick melihat Altea, dia tersenyum lalu mendekat. Dia memperkenalkan Altea pada istrinya dengan gaya menggoda dan Altea selalu merapatkan tubuhnya pada Erick. Terlihat sang istri kecewa lalu dia mengajak Altea dan Erick ke sebuah ruangan.

"Kalian ikut denganku," Wanita itu mengajak Altea serta Erick untuk mengikutinya dan dia pun berjalan terlebih dahulu.

Altea tersenyum lalu berjalan mengikuti ke mana saja wanita itu ingin mengajaknya. Dia ingin melihat apa yang diinginkan oleh wanita yang sangat cantik itu menurut pandangan Altea. Melihat Altea dan sang istri sudah berjalan lebih dulu Erick pun berjalan mengikuti mereka berdua.

Wanita itu menghentikan langkahnya saat dia sudah tiba di sebuah ruangan yang masih tertutup, dia membuka pintu itu dan menyuruh Altea untuk masuk dan juga Erick. Mereka berdua pun mengikuti perintah wanita itu masuk ke dalam ruangan dan wanita itu pun menutup kembali pintunya.

"Apa dia wanita yang kau cintai?" tanya wanita itu pada Erick.

"Iya—lebih baik kita berpisah!" jawab Erick tanpa basa-basi.

Wanita itu tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria yang masih menjadi suaminya itu. Dia pun menginginkan sebuah bukti jika apa yang dikatakan oleh sang suami benar adanya dan bukan sandiwara saja.

Erick berkata pada istrinya berapa banyak bukti lagi yang diinginkan, dia sudah tidak ingin menjadi suami dari wanita yang ada di depannya itu. Dia pun sudah mengatakan hal-hal yang membuat wanita itu merasa sedih dan kecewa. Namun, tetap saja wanita itu tidak percaya dengan semua hal yang dikatakan oleh Erick.

"Aku tidak akan pernah percaya dengan apa yang kau katakan … lebih baik kau hentikan saja sandiwaramu ini," Wanita itu berkata sembari mengepalkan kedua tangannya untuk menguatkan dirinya agar tidak terlihat lemah lalu menangis.

Mendengar itu Altea pun mulai beraksi, dia mendekati Erick lalu mencium bibirnya dengan lembut. Dia memejamkan kedua matanya untuk menikmati setiap sandiwara yang dia lakukan.

Dalam benaknya Altea berkata mungkin memerlukan perjuangan yang sangat besar agar Erick mau mengikutinya. Dia menjulurkan lidahnya sehingga bermain di dalam rongga mulut Erick tetapi tidak berpengaruh sama sekali.

Semua gerakan tangan dan ciuman yang dia lakukan pada Erick biasanya bisa dengan cepat berpengaruh pada pria lain. Dalam hati Altea berkata dia bukan wanita hebat yang bisa menggoda pria sebab dia tidak bisa menggoda seorang Erick karena pria itu lebih menyukai seorang pria.

Dia pun hendak menghentikan apa yang sedang dilakukannya sebab semua yang dilakukannya tidak berpengaruh dan Erick pun tidak mengimbangi sandiwaranya. Altea membelalakkan kedua matanya dan saat merasakan Erick mulai mengikuti permainannya.

Tangan Erick memegang tengkuk leher Altea seraya dia tidak ingin melepaskan wanita yang sedang menciumnya itu. Mereka pun terlihat begitu intim dan membuat wanita lainnya yang ada di sana merasa kesal dan juga sedih.

"Kalian lanjutkan saja," Wanita itu berkata sembari membuka pintu ruangan itu dan ke luar dari ruangan itu.

Altea menghentikan semua yang dilakukannya setelah wanita itu pergi meninggalkan ruangan. Dia tersenyum karena semua yang dia lakukan sudah berhasil membuat wanita itu merasa cemburu dan ada kemungkinan akan menandatangani surat perpisahan.

Dia melihat ke arah Erick dan mengatakan jika semua yang dilakukannya sangat baik dengan mengikuti permainannya dan itu artinya mendukung apa yang sedang dilakukan olehnya. Altea pun terdiam karena dia melihat ada yang aneh dengan pria yang ada di hadapannya itu.

"Ada apa denganmu?" tanya Altea sembari menyentuh bibir Erick.

Altea kembali tersenyum dengan menggoda pria yang ada di depannya itu, rasa ingin tahunya semakin besar apakah Erick tergoda olehnya. Sebab yang dia tahu jika seorang pria penyuka sesama jenis tidak akan pernah tergoda oleh wanita secantik apa pun yang ada di depannya.

"Kita lanjutkan di kamar bagaimana?" tanya Erick sembari memegang bokong Altea dan meremasnya lembut.