Setelah semua penari pria itu duduk, Pak Ruslan berdiri dan melihat sekeliling, dan berkata dengan penuh semangat, "Kita akan segera berpartisipasi dalam pertunjukan tari. Sebelum itu, kita harus berlatih. Kalian semua siap? Jika ada yang tidak kalian mengerti, kalian dapat bertanya kepada kakak senior kalian, Yura."
Yura tampak linglung. Dia tidak tahu kapan dia menjadi begitu akrab dengan Pak Ruslan. Lagipula, meskipun dia bisa menari, dia belum cukup mahir untuk mengajari mereka. Yura meletakkan tasnya, lalu menyandarkan kepalanya di kursi, separuh tubuhnya bersandar ke dinding. Telinganya mendengar pembicaraan Pak Ruslan dengan para muridnya dengan cuek.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com