webnovel

Kembali Bertemu

Hotel Garden Hill.

Hari ini, hari pengguntingan pita Hotel Garden Hill milik keluarga Kennedy. Salah satu hotel terbesar di Indonesia dan di Asia. Tentu saja banyak wartawan dan tamu undangan dari segala kalangan atas.

Keluarga besar Kennedy hadir semua, tentu.

Mr. Jhon Kennedy dan Mrs. Ayu, serta kedua anak laki-laki nya dan tentu menantu juga cucu pertama keluarga Kennedy.

"Akhirnya puncak dari acara hari ini akan tiba" ucap pemandu acara itu. "Yaitu acara gunting pita oleh Mr. Jhon dan Mrs. Ayu" seketika tepuk tangan begitu meriah.

"Untuk Mr. Jhon dan Mrs. Ayu silahkan untuk menggunting pita, mengingat ini adalah puncak acara, Mari kita hitung bersama-sama ..."

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga..."

Akhirnya prosesi pemotongan pita terselenggarakan dengan lancar. Jepretan demi jepretan kamera terdengar riuh juga tepuk tangan dari para tamu yang hadir dalam acara.

"untuk para tamu undangan kami persilahkan untuk menikmati acara dan juga hidangan .." ucap pembawa acara tersebut.

Acarapun berlanjut sangat meriah, semakin malam para tamu semakin ramai.

"Dean .." panggil Mr. Jhon terhadap anak sulungnya, Dean segera menghampiri sang ayah dan berdiri tepat di samping sang ayah.

"Dean, kenalkan dia adalah Sam kepala manager di kantor pusat" tuan Jhon memperkenalkan salah satu karyawan nya.

Antara Dean dan Sam saling berjabat tangan.

"Dean, Sam ini orang kepercayaan papah dan Sam akan membantu kamu dalam perkembangan hotel" ucap tuan Jhon.

"Selamat bergabung pak Sam" sambut Dean dengan ramah.

"Terima kasih pak Dean" ucap sopan dari Sam.

"Sam, saya percayakan perkembangan hotel ini di tangan mu" titah tuan Jhon lebih menegaskan. "Dan nikmatilah acaranya, saya permisi dulu" tutup tuan Jhon dan setelah nya ia meninggalkan Sam dan juga Dean.

"Jadi sebelumnya anda bergabung di kantor pusat" tanya Dean.

"iya pak, saya bergabung di kantor pusat sudah 5 tahun lamanya" jawab Sam jujur.

"Tentu kepindahan ini membuat pak Sam juga harus pindah kediaman bukan? atau ..." Dean mulai membuka pembicaraan dengan Sam yang kelak akan menjadi mitranya.

"Tentu pak, kami memutuskan untuk pindah .." ucap Sam

Memang sebelumnya Sam bertempat tinggal di Surabaya dan sekarang ia harus pindah ke Jakarta karena tuntutan pekerjaan.

"Kami ...?" tanya Dean.

"Ya, Saya,istri dan juga putri saya pak" ucap Sam menegasakan bahwa ia juga ada istri dan anak.

"Aaa, jadi pak Sam sudah menikah. Saya kira pak Yuda masih singel karena datang seorang diri. I'sorry .." ucap Dean tak enak.

Sam terkekeh. "I'ts Ok sir ..."

Akhirnya Dean juga Sam mengobrol ringan juga saling mengenal. Menurut Sam, Dean tidak terlalu kaku sebagai pemimpin hotel, juga tidak sombong. Sam berharap bisa berkerja sama dengan baik bersama atasan barunya ini.

"Papah ..."

Anak laki-laki berusia 5 tahun itu berlari kecil ke arah Dean dengan di ikuti seorang wanita cantik juga elegan dengan balutan longdress berwarna biru di belakang bocah laki-laki itu, siapa lagi jika bukan menantu keluarga Kennedy.

"Daddy... I miss you" ucap bocah lelaki itu dengan lugunya, kini ia sudah berada dalam gendongan sang ayah.

"Ohhh, I miss you to .." ucap Dean sembari mencium pipi gembul putranya itu. "El, kenalkan ini pak Yuda yang akan membantu aku dalam mengembangkan hotel. Beliau orang kepercayaan papah di kantor pusat" Dean mengenalkan Sam terhadap istrinya El.

"Senang bertemu dengan anda pak Sam" salam Elena. Tentu, Sam membalas jabat tangan dari istri atasan nya itu.

"Terimakasih bu" jawab Sam ramah.

Tiba-tiba dering ponsel milik Sam berbunyi tentu Sam segera mengambil ponsel dalam saku.

Mywife memanggil ... tentu Sam segera mengangkat telpon nya tentu sebelumnya ia meminta ijin kepada atasannya.

"Yaaaa sayang kamu udah sampe?"

"...."

"Ok, tunggu aku jemput kamu"

"..."

Setelah menutup telepon dari sang istri Sam pamit kepada Dean juga El untuk menjemput istrinya di depan lobi tentu di persilahkan.

Sam bergegas menemui sang istri. Ia tidak mau membuat sang istri menunggu terlalu lama. Memang Sam dan istri tidak pergi bersama, karena sang istri harus menyelesaikan pekerjaan deadline-nya yang tidak bisa di tunda.

Sam melihat seorang wanita yang ia nikahi 6 tahun lalu sedang duduk, wanita itu sangat terlihat cantik malam ini.

"Rose .."

Tentu namanya di panggil ia memalingkan wajah nya ke sumber suara. Ia tersenyum, melihat sang suami melangkah menghampirinya.

"Kau terlihat sangat cantik .." puja Sam

"Lantas, apa hari-hari kemarin aku tidak terlihat cantik, hemm .." tanya Rose sebal, membuat Sam terkikik.

"Bukan seperti itu, hanya saja hari ini kau benar-benar sangat cantik sayang .." rayu Sam.

"Sudahlah, lebih baik kita segera masuk lalu segera pulang .." cicit Rose diakhiri oleh kedipan sebelah matanya.

Sam segera melingkarkan lengan Rose kedalam tautan lengannya dan segera melangkah masuk ke dalam. Rose sedikit terlihat takjub, acara malam ini menurutnya luar biasa. Banyak tokoh-tokoh besar hadir dalam acara ini juga artis-artis ternama Indonesia juga. Sedangkan Sam terkekeh kecil melihat raut wajah milik istrinya yang sedikit terkejut. Bukan karena ini hal pertama bagi Rose, hanya saja acara hari ini sedikit berbeda dari acara-acara sebelumnya.

"Rose ..." panggil pelan Sam.

"Yaaa ..." jawab Rose.

"Apa kau terkejut dengan pestanya?" tanya Sam.

"Sedikit, mengapa kau tidak memberi tahu jika tokoh-tokoh besar juga ikut hadir?" tanya balik Rose.

"Kejutan .." jawab Sam senang. "Mari aku kenalkan kepada atasan baruku Rose kebetulan beliau membawa anak juga istrinya" ajak Sam.

"Baiklah ..." setuju Rose.

***

"Deddy, aku ingin ke tempat opa juga eyang .." ucap sang putra.

"Rama, opa juga eyang sedang banyak tamu. Nanti kita ke opa juga eyang ya ..." Elena, mencoba memberi pengertian terhadap putra nya itu.

"Denger kata mamih" tanya Dean kepada putra nya, tentu membuat sang putra kecewa dan cemberut pada akhirnya.

"Apa yang di katakan oleh dokter tentang keadaan Rama kemarin?" tanya Dean terhadap istrinya. Elena yang sedang memainkan ponselnya segera menghentikan aktivitasnya.

"Dokter bilang, Rama terkena flu itu saja ..." jawab Elena.

"Deddy, kata paman doktel aku tidak boleh telalu banyak makan esklim, nanti pucing .." oceh Rama.

"Jadi, kamu harus menuruti perintah paman dokter. Janji ..." ucap Dean sembari mengangkat jari manisnya.

"Janji ..." Rama membalas menautkan jari manisnya yang mungil. Dean juga elena tersenyum melihat putranya itu. Rama tumbuh menjadi anak laki-laki yang penurut juga lucu.

"Permisi pak Dean, bu Elena ..." suara Sam terdengar dari arah belakang Dean juga Elena.

"Yaaa pak Sam" jawab Elena. "Istri pak Sam ya" tanya Elena yang di anggukan sebagai jawaban dari Elena.

Dean yang masih menggendong Rama segera mendudukan rama di kursi sebelahnya, dan segera bangkit untuk menyambut istri dari patner berkerja nya nanti.

"Perkenalkan ini istri saya bu, pak ... " ucap Sam.

"Kenalkan nama saya Rose bu" ucapnya sopan, tentu di sambut baik oleh Elena.

"Elena" jawab Elena juga ramah, sedangkan Dean tiba-tiba menjadi menegang saat memalingkan tubuhnya ke arah samping.

"Dan Rose ini pak Dean .." Sam memperkenalkan pak Dean kepada Rose.

"Saya Rose pak" jawab Rose ramah sembari mengulurkan tangannya. "Senang bertemu dengan bu Elena juga pak Dean" ucap Rose lagi.

Dean tidak langsung membalas uluran tangan Rose, ia belum sepenuh nya sadar dari apa yang sedang terjadi membuat situasi sedikit canggung.

"Daddy, I'm Hungry ..."

Dean segera tersadarkan oleh tautan tangan Rama. Segera ia menggendong Rama untuk memalingkan keterkejutannya.

"Aaaa, iya ..." Dean membalas uluran tangan Rose dengan singkat. "Silahkan menikmati acaranya pak Sam dan bu Rose saya pamit terlebih dulu" pamit Dean dengan selanjutnya ia beranjak pergi yang diikuti oleh Elena.

"Duduklah Rose" titah Sam terhadap istrinya. "Pak Dean sedang banyak tamu, setidak nya aku sudah memperkenalkan dirimu" Sam mencoba memberi pengertian kepada Rose.

"Aku tau dia pasti banyak tamu yang harus di sapa Sam, jadi aku mengerti ..." jawab Rose.

"Syukurlah. Kau ingin minum biar ku ambilkan. Tunggu sebentar .. " Sam berlalu mengambilkan minum untuk Rose.

Rose duduk sendiri dengan tegap sembari menunggu Sam datang, keringat tipis mulai membasahi kening dan leher jenjang nya tangan nya menggenggam erat dress nya, nafasnya pun mulai tidak beraturan. Kilas balik 3 bulan yang lalu tiba-tiba terlintas dalam benaknya.

"Astaga, tidak mungkin Rose ..." ucap Rose berat.

"Apa yang tidak mungkin?" suara berat itu mengejutkan Rose, dengan segera ia berdiri dari duduknya.

"Saya pikir anda tidak mengenal saya dengan bersikap setenang itu, namun ternyata anda memang pintar mengendalikan situasi" ucap Dean menatap Rose yang mulai salah tingkah.

Rose mencoba bersikap tenang dengan kembali memasang senyum di wajahnya. "Maap, apa yang bapak maksudkan, saya tidak mengerti ..." ucap Rose mencoba mengalihkan pembicaraan namun tetap tenang.

"Anda sangat tau apa yang saya maksudkan .." jawab Dean enteng.

Pak Dean, panggil Sam dari jauh sembari membawa gelas berisi air untuk Rose. Sementara Rose semakin menegang di setiap langkah Sam yang semakin mendekat.

"Nona Rose akhirnya kita kembali bertemu ... " seru Dean dengan smirk di wajah nya.

Rose tiba-tiba tertuduk lemas, seakan dunia ini berhenti berputar. Mengapa, mengapa ia harus bertemu kembali dengan lelaki itu. Baginya saat ini dunia begitu sempit, mengapa dari ribuan orang di muka bumi ini mengapa harus dia. Ah, sial!