Kami melanjutkan perjalanan menuju perpustakaan. Namun sebelum kesana, kami berhenti dulu untuk mencari makan siang. Karena di dalam perpustakaan tidak boleh membawa makanan dan minuman.
Sepertinya aturan di dalam perpustakaan di dunia ini juga tidak berbeda jauh dari aturan di bumi. Seperti tidak boleh berisik dan membawa keluar buku tanpa izin dari petugas.
"Mau makan apa Will?"
"Hm… aku mencium bau yang enak, bagaimana kalau kita ke sana" Ucapku sambil menunjuk ke arah salah satu stand makanan.
"Setuju, baunya membuatku lapar. Ayo kita cepat ke sana!!!"
Hilda, aku, dan Sera memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat makan yang baunya enak. Dilihat dari makanan pelanggan yang lain, sepertinya daging Orc adalah yang paling laris di tempat ini.
Orc merupakan monster yang memiliki badan besar dan mirip dengan babi. Mungkinkah rasanya juga akan seperti babi? Menurut Sera, tidak semua daging monster bisa dimakan. Contoh nya daging goblin sangat dihindari untuk dimakan karena rasa dan aromanya yang tidak enak. Aku lega karena tidak akan ada yang mendengar dagingku sebagai komoditas.
"Kami pesan 3 daging Orc dan minuman"
"Baiklah, tunggu sebentar"
Sera memesan porsi untuk tiga orang. Sama seperti saat di penginapan, aku duduk sambil menyembunyikan identitasku sebagai goblin. Karena akan aneh melihat ada goblin duduk di atas meja makan. Meskipun hanya dengan bermodalkan jubah yang menutupi seluruh wajah saja.
Beberapa menit kemudian pesanan kami sudah sampai "Terima kasih sudah menunggu. Ini pesanan kalian" pelayan kembali melayani pelanggan yang lain setelah menyerahkan pesanan kami.
"Ayo kita makan, jangan terlalu lama di sini. Tempat ini ramai sekali. Akan repot kalau ada yang menyadari keberadaan Will."
"Roger" Ucapku menyetujui saran dari Hilda.
Kami langsung menyantap makanan di atas meja kami. Rasa dari Orc ini benar-benar seperti daging ayam atau sapi di bumi. Renyah dan enak, apalagi dengan tambahan roti dengan sup.
Nikmat sekali menggunakan kombo ini untuk daging Orc. Bau dari daging Orc ini juga sedap sekali. Restoran ini memiliki strategi yang cukup baik. Memancing pelanggan dengna aroma yang sedap. Untungnya makanan di tempat ini juga cukup enak.
"Hei, lihat itu."
"Cantik sekali mereka, kira-kira siapa bocah kerdil yang bersama mereka?"
"Bukannya itu budak mereka, tidak mungkin orang tampan akan menutupi wajahnya. Perempuan itu tidak ingin wajah budak itu terlihat sehingga ia menggunakan tudung"
"Benar juga"
Banyak omongan terdengar ke arah kami. Jelas saja karena Hilda dan Sera cukup mencolok perhatian. Hilda dengan badan seksinya serta Sera dengan wajah cantik dan tubuh yang ramping. Para laki-laki pasti melirik ketika mereka lewat. Karena itulah biasanya mereka menggunakan tudung mereka.
Kecuali saat-saat tertentu seperti kali ini. Tidak mungkin mereka makan sambil mengenakan tudung. Salah satu alasan kami makan buru-buru juga karena hal ini. Kalau terlalu lama makan di sini. Akan menarik hal yang tidak diinginkan.
"Hei, gadis cantik. Apakah kalian ada waktu? Bagaimana kalau aku ajak kalian bersenang-senang hingga larut malam?"
Akhirnya masalah datang. Pengunjung restoran ini ada yang ingin mengajak Sera dan Hilda jalan bersama. Banyak cowok lain yang menunggu giliran selanjutnya, mereka pasti berharap cowok ini gagal.
"Mohon maaf, kami sedang menikmati hidangan kami. Bisakah kamu jangan mengganggu kami dan pergi jauh-jauh?"
Hilda berusaha menolak cowok tersebut dengan sopan. Namun cowok tersebut tetap keras kepala dan tetap mengajak Hilda dan Sera untuk makan bersama.
Saking banyaknya mendapat penolakan. Laki-laki itu akhirnya naik pitam dan hendak menarik Hilda secara paksa.
"Sombong sekali kamu, aku akan perlihatkan apa yang akan terjadi saat ada yang berani menolak diriku yang tampan ini!"
Para pengunjung tidak ada yang berani menghadang pria itu karena tubuhnya yang besar dan kekar. Namun tidak denganku. Aku sama sekali tidak takut, malahan aku berusaha menahan amarah karena ada yang berani menyentuh cewek milikku.
"Khh."
Aku langsung menghadang laki-laki tersebut dan menguncinya dengan tubuhku. Karena fisikku sudah terlatih, laki-laki itu tidak berkutik. Sayangnya tudung kepalaku terlepas dan wajahku sebagai goblin terlihat.
"Kyaa! ada goblin"
"Apa yang kalian lakukan pelayan!!! Membiarkan goblin ini makan bersama kami!."
Semua pengunjung protes melihat keberadaan ku. Hilda dan Sera berusaha untuk menjelaskan kepada mereka. Sayangnya tidak ada yang mendengarkan
"Haah…"
"!!!!"
Aku mengeluarkan kemampuanku dan langsung menghilang ke arah keramaian. Sepertinya ini adalah hari terakhir aku bisa makan dengan nyaman. Mungkin selanjutnya aku hanya bisa makan di dalam ruang hotel saja untuk menghindari hal seperti ini.
("Sepertinya akan repot kalau harus menjelaskan hal ini. Kalian bereskan saja makanan yang sudah kita pesan dan memberikan maaf kepada pemilik restoran")
("Baiklah Will. Tunggu sebentar, kami akan segera membereskan hal ini dan pergi ke perpustakaan")
Aku menunggu di atas atap sambil menghilangkan hawa keberadaan milikku. Tidak ada orang yang menyadari aku ada di atas sini. Sihir cahaya aku gunakan untuk membuatku tidak terlihat. Tidak mungkin aku akan mengalami kejadian sama untuk kedua kalinya.
Beberapa menit setelah menunggu, akhirnya Hilda dan Sera keluar restoran. Jelas saja, aku sudah tidak boleh untuk masuk ke dalam restoran dan papan pengumuman akan hal itu langsung dibuat.
"Dilarang untuk membawa Goblin dan hewan sejenisnya masuk ke restoran kami" Papan itu terlihat jelas baru saja dibuat karena kejadian tadi.
Kami melanjutkan perjalanan dan tidak menghiraukan hal itu. Memang saat ini aku hanya bisa terlihat sebagai goblin. Kalau aku bisa mendapatkan skill [metamorfosis], tubuh ini bisa aku kamuflase menjadi manusia.
Tentunya hanya saat berada di kota aku melakukan. Agar hal seperti ini tidak terjadi lagi. Semoga saja sihir itu ada di perpustakaan kota ini. Saat Bell kedua sudah lewat selama beberapa menit. Kami akhirnya sampai ke perpustakaan.
"Selamat datang di perpustakaan umum Aera. Ada yang bisa kami bantu?"
"Aku ingin memasukkan dua orang ke dalam perpustakaan. Apakah boleh hewan ini masuk juga, aku seorang Tamer."
Hilda mengurus administrasi sambil menunjuk ke arah diriku.
"Boleh saja, namun akan ada biaya tambahan dan Kami anjurkan untuk membaca di pojok ruangan agar tidak mengganggu pengunjung lainnya. Apakah nyonya tidak keberatan?"
'Tidak masalah"
Hilda langsung membayar sesuai dengan yang petugas tentukan. Karena biayanya cukup boros, mungkin hanya dua hari kali sekali aku akan ke tempat ini. Hari lainnya aku akan melakukan quest bersama Hilda dan Sera untuk menutupi biaya berkunjung ini.
Kali ini kami memutuskan untuk tidak menyembunyikan diriku. Akan repot kalau kejadian seperti di restoran juga terjadi di perpustakaan. Karena aku harus kembali ke tempat ini beberapa kali sebelum pergi ke dungeon Goblin Den.
Kami langsung pergi ke arah geografis. Aku ingin mengetahui apa saja kota yang ada di dunia ini dan ada berapa negara yang mendudukinya. Kemungkinan besar aku akan berkeliling dunia untuk melihat dunia ini lebih jauh.
"Hoo.. jadi begitu."
Hanya dalam waktu satu jam, aku sudah mendapatkan informasi yang cukup. Karena semuanya berisi hal yang sama. Aku cukup mengambil satu atau dua buku untuk melakukan verifikasi data. Sisanya akan kami cari sendiri karena ternyata peta tidak dibagikan secara sembarang di dunia ini. Karena bisa digunakan untuk kepentingan perang.
Petualangan ranking B akan mendapatkan peta namun hanya versi sederhana. Sisanya harus kami lengkapi sendiri. Sepertinya akan banyak tempat yang harus kami kunjungi untuk menyempurnakannya.
Karena bisa saja kota dalam peta tersebut hilang karena bencana atau monster stampede. Dunia ini tidak seaman dunia sebelumnya. Lokasi kota bisa berubah karena bencana atau perang. Apalagi tidak mungkin peta bisa secepat itu diperbaharui dengan teknologi dunia ini.
Berikutnya aku membaca buku lainnya seperti sihir, ensiklopedia monster dan tumbuhan, alchemy, blacksmithing, legenda, seni bela diri, dan banyak buku lainnya.
Semua itu aku baca sampai waktu kunjungan perpustakaan telah ditutup. Pastinya tidak cukup satu hari untuk membaca itu semua, namun dalam waktu satu minggu, aku yakin semua hal penting sudah selesai kubaca.
Saat berada di bumi, aku senang sekali membaca buku. Karena itulah moment membaca buku sangat aku nikmati. Hiburan seperti film dan game sudah tidak ada. Hanya buku yang masih bisa aku nikmati di dunia ini.
Sayangnya kemungkinan besar tidak ada alat cetak di dunia ini. Sehingga semua buku yang ada hanya tulisan tangan. Karena itulah kadang aku memastikan apa yang ditulis karena tulisan pengarang yang tidak jelas akibat usia.
Tanpa terasa Bell terakhir untuk hari ini sudah berbunyi. Meskipun aku memiliki night vision], akan terasa aneh kalau ada goblin malam-malam membaca buku di perpustakaan. Lagipula petugasnya juga butuh istirahat, tidak mungkin perpustakaan buka 24 jam.
("Hmm… hari ini cukup sampai di sini. Besok kita akan keliling kota kemudian melakukan quest. Lalu kembali lagi ke perpus besok lusa. Dan begitu seterusnya sampai satu Minggu berlalu. Bagaimana menurut kalian?")
Aku bertanya kepada Hilda dan Sera. Entah kenapa, dengan sendirinya aku bagaikan pemimpin dari hubungan ini. Padahal aku hanya goblin, namun mereka sangat percaya kepada diriku.
("Tentu Saja Will. Rencana yang bagus.")
("jangan lupa untuk setiap malam kamu harus 'menghibur' kami ya!. Kamu setuju kan?")
Hilda dan Sera setuju dengan rencanaku. Mereka juga menambahkan syarat untuk melakukan "olahraga" setiap malam. Pastinya tidak mungkin ada laki-laki yang menolak setelah diajak dengan terang-terangan seperti itu.
Anehnya tubuhku tidak pernah kelelahan meski melakukannya setiap hari. Apakah hal ini wajar? Atau memang badan goblin lebih kuat untuk melakukan itu?
Akhirnya kami sampai ke penginapan dan masuk ke kamar setelah selesai menyantap hidangan malam serta menjenguk Freya dan Leia. Cukup banyak hal yang terjadi hari ini. Aku harus lebih berhati-hati saat berkeliling di dalam kota.
Chapter 17 selesai. Saya memutuskan untuk update cerita ini dua hari sekali. Semoga saja aku bisa konsisten upload sesuai jadwal. Jangan lupa untuk mendukung novel ini dengan memberikan komentar, review, dan soul stone. Bisa juga kunjugi situsku untuk melihat beberapa review anime.
has-mag.com