Perlahan namun pasti kejadian ini menjadi semakin menyebar, dari satu ke dua ketiga dan seterusnya hingga angka yang menakjubkan dan tak terhitung.
Dalam sekejap keramaian yang semula riuh menjadi sunyi dan mencekam, saat orang-orang yang terkena langsung tetesan salju hitam mulai berubah dalam hitungan yang terbilang cepat.
Banyak orang yang pingsan secara tiba-tiba di jalan, menyebabkan kepanikan dan juga ketakutan, seolah menjawab kepanikan dan ketakutan yang ada.
Perlahan mereka yang pingsan kini mulai menggeliat, berdiri dengan patah dan terhuyung huyung, mendongak ke belakang.
Dan tak lama mata yang tertutup menjadi terbuka, dan menampakan mata yang putih dengan garis-garis merah darah yang terlihat mencuat.
Seperti reaksi berantai tangan mereka berubah menjadi pucat, kuku mereka menjadi panjang dan rambut mereka menjadi kusam kemudian.
Gigi mereka mulai menjadi semakin runcing, hingga saat rahang mereka terbuka bisa dilihat deretan gigi yang tak kalah dengan gergaji.
Tajam dan juga banyak, dapat dibayangkan seberapa besar kerusakan yang akan mereka buat dengan sekali gigit.
Membuat geraman rendah seperti anjing, dan tak lama raungan yang sesak dan juga menakutkan keluar dari mulut mereka " Arghhhhhggggg" seolah menjerit memberitahu dia lapar.
Dan adegan yang lebih tragis segera di mulai, mereka yang berubah menjadi zombie mulai memangsa mereka yang yang masih hidup.
Adegan kekacauan pun terjadi di kota Jaya dan juga berbagai belahan dunia. " Ahhhh....tolonghhh...jangan gigit aku..
.aakhggggg...
"Lari...larii.....cepat
" Ibu.....ibu.....agkhhhhhh..
Adegan kekerasan dan berdarah mulai terjadi secara brutal di depan mata semua orang, ada yang kaget dan terpaku tidak bisa menerima kenyataan.
Dan ada yang berteriak dengan histeris seolah menjadi gila, dan ada juga yang hanya melihat tanpa berkata dan berbicara apapun.
Semua menjadi berantakan semua menjadi kehancuran, dan dalam tangisan dan juga teriakan yang terdengar di berbagai sudut kota.
Perlahan namun pasti menjadi semakin mencekam dan juga berdarah.
######
Di depan sebuah istanah yang megah, dengan dinding marmer yang putih dan cantik, menggambarkan aura indah dan juga mulia. Kini tampak sangat kontras dengan apa yang ada sebelumnya.
Jalan yang semula indah dan rapih dengan berbagai masyarakat yang sibuk berlalu lalang, kini tampak berubah menjadi kehancuran.
Banyak darah dan juga mayat yang tergeletak di jalan, yang secara perlahan bangkit satu persatu menjadi zombie yang haus darah dan daging.
Sedangkan di dalam Istanah kini terjadi pertempuran berdarah, antara pengawal istanah dengan pelayan dan juga pengawal yang telah berubah menjadi zombie.
Tetapi tak lama kegaduhan itu berakhir, pengawal istanah bukan lah vegetarian yang mudah di kalahkan, terlebih zombie yang hanya menyerang dengan nalurinya saja tanpa ada kebijaksanaan yang ada.
Dengan mudah di tebang dan di pangkas dengan cepat, Saat ini rombongan Raja beserta keluarganya sedang diungsikan di dalam sebuah tempat persembunyian.
Dengan penjagaan yang ketak dan juga berlapis demi memastikan keamanan sang Raja dan keluarganya.
Tak lama pintu terbuka dan masuk ke dalam ruangan adalah, pria paruh baya yang kekar dengan baju zirah yang berlapis emas, dengan dua anak buahnya yang terlihat lebih muda, mengenakan zirah perak yang cermelang, ada bekas goresan dan percikan darah melumuri zirah mereka.
Ketiganya datang ke dalam kamar kemudian berlutut di depan Raja. " Salam Yang Mulia, semua wilayah istanah sudah berhasil di bersihkan dari zombie" jawab pria paruh baya berzirah Emas.
"Baiklah Jenderal Zabu, terima kasih atas kerja keras mu dan bawahan mu" kata Raja membalas.
" Semua adalah kewajiban hamba Yang Mulia, untuk memastikan keselamatan Yang Mulia beserta keluarga" jawab Jenderal Zabu dengan rendah hati.
" Kalo sudah aman, mari berpindah ke ruang Tahta, karena saya ingin segera menerima laporan tentang keadaan terkini"
" Baik Raja" kemudian memerintahkan separuh pengawal untuk melindungi keluarga Raja kembali ke kediaman mereka dan sisanya mengawal Raja untuk memasuki ruang Tahta.
########
Malam itu semakin dalam dan wabah telah menjalar ke seluruh pelosok dunia, dalam semalam populasi manusia berkurang setengah langsung.
Banyak kota dan kerajaan yang menjadi lumpuh untuk sementara waktu karena wabah. Terjadi kepanikan yang tak terbayangkan di seluruh penjuru planet.
Menyebar dengan sangat cepat dan masif, karena tidak ada kabar dan juga persiapan, jumlah korban benar-benar mencengangkan.
Seluruh sistem yang ada perlahan menjadi kacau dan di mulai dari sistem telekomunikasi yang menjadi tidak berfungsi.
Menambah suasana yang telah kacau bertambah parah, kini setelah semalam, matahari telah terbit dan awan hitam pekat pembawa bencana telah hilang.
Tidak ada lagi dan tidak berbekas, awan itu menghilang hanya menyisahkan sinar mentari yang bersinar seperti semula.
Di dalam kamar Keraton kecil, terbaring dua tubuh manusia yang masih lengket saling berpelukan, jika di lihat keduannya tidak menyadari bencana yang baru saja terjadi.
Mereka masih asik dalam mimpi indahnya, setelah secara resmi menjadi sepasang kekasih. Sedangkan di bagian luar kraton kecil, tidak terlihat perubahan apapun tampak sama seperti biasa.
Seolah-olah kraton kecil ini, memiliki duniannya sendiri. Tidak ada adegan berdarah apalagi kekacauan, semuanya normal dan sama indahnya seperti semula.
Hanya saja saat pandangan melintasi ke luar dari gerbang kraton, tampak tanaman dan juga hewan yang memiliki kecendrungan menjadi lebih ganas dan liar.
Walau belum berubah menjadi zombie, tapi samar-samar menuju ke sana, karena sistem kekebalan yang berbeda menjadikan perubahan hewan dan tumbuhan menjadi lebih lambat daripada manusia.
Jauh di depan daerah kraton kecil, dimana jalan yang sibuk dengan aktivitasnya, kini menjadi sunyi seperti jalan mati. Banyak puing dan bercak darah serta kekacauan yang tersebar di mana-mana.
Dan hal yang sangat jelas terlihat adalah, banyaknya zombie yang berjalan tanpa arah di berbagai sudut jalan dan bangunan di sepanjang jalan besar ini.
Sangat kontras dengan keadaan yang terjadi sebelum Jay dan Mira datang melewati jalan ini kemarin.
Membuka matanya perlahan, Jay merasakan belitan lembut sesosok tubuh halus. Memunculkan senyumannya, Jay membuka matanya.
Apa yang ia lihat adalah, rambut hitam panjang yang berantakan yang kini menutupi wajah seorang wanita cantik. Jay tak bisa mengagumi kulit cantik dan mulus dari Mira.
Meski usianya sudah di awal 30 tahun, tapi menyentuh dan mengelus kulitnya Jay tahu ini lebih lembut dan lembab seperti remaja di usia 20 tahunan.
Menyingkirkan Rambut di wajah Mira, Jay melihat senyum menawan dalam tidur Mira. Melihat ini Jay tampak terpesona, seolah dia melihat Mira semakin muda dan cantik.
Mengelus lembut pipinya yang mulus dan kenyal, Jay membuat Mira membuka matanya. Apa yang terlihat adalah mata hitam yang cantik dengan bintang cerah di dalamnya yang mampu menyesatkan siapapun yang melihat.
" Maaf sayang membangunkan mu" kata Jay meminta maaf kepada Mira.
" Emmmm...gapapa sayang, Aku senang melihat kamu pertama kali aku bangun" jawab kembali Mira kepada Jay.
Melepas senyum Menawan ya Jay tanpa berbicara mencium kening lembut Mira.