webnovel

Príncipe caido

Fantasía
En Curso · 826 Visitas
  • 1 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS

What is Príncipe caido

Lee la novela Príncipe caido escrita por el autor Maximo_Carosso58 publicada en WebNovel. ...

Resumen

También te puede interesar

Kisahku Dengannya

Ini adalah hidupku yang aku jabarkan dengan kisah panjang ini. Awalnya, aku tidak mengenalnya sama sekali. Wajar, kita bukan dari alumni sekolah yang sama. Benar, dia dan aku adalah orang asing bagi satu sama lain. Memasuki tahun ajaran baru di sekolah baru dan di lingkungan baru aku sangat memikirkannya. Hal itu yang membuat aku pusing dan saat di kamar aku suka nangis sendiri karena sudah memasuki sekolah baru yang lingkungannya tidak sesuai untuk diriku ini. Jujur, pribadi ini tidak pandai bersosialisasi. Di saat orientasi semua pada ngobrol dan tertawa aku sendiri yang diam, memandang mereka sambil menggambar. Senang sekali rasanya melihat itu karena aku sendiri pernah merasakannya. Mungkin saat ini aku belum berada di tahap itu bersama teman SMA. Tapi, aku yakin di suatu saat aku bisa berada di tahap itu—dekat dengan teman. Memang, awal-awal itu aku masih diam-diam saja. Kalau mengobrol pun itu kalau ada orang yang mengajak. Sebagian besar waktu yang ada aku pakai untuk menggambar dan menghubungi teman SMP. Dia adalah teman yang susah senang selalu ada bersamaku. Abelle Letitia Elion. - "Eli!" Eli menoleh ke arah Aba yang memanggilnya. "Ada apa? Siapa yang cedera?" "Aduh, kamu itu. Tidak ada yang cedera dan aku gak manggil kamu untuk ke UKS." "Lalu? "Arcenik." "Ya???" "Laki-laki itu. Arce, dia buat ulah lagi," katanya. "Kenapa melapor ke aku." Eli membawa tiga buku tebal sembari berjalan keluar kelas menuju ke perpustakaan sebelum Aba meneriaki kalimat yang sensitif di telinga Eli. "Kan kamu yang akan jadi calonnya!" Tidak. Itu tidak akan pernah terjadi karena kami tidak saling mengenal. Eli menggelengkan kepalanya dan kembali melangkah. Laki-laki itu bernama Marcello Athan Geino. Laki-laki yang dari awal menarik perhatian Eli karena tingginya, hanya itu dan tidak lebih. Setelah itu, Ia melupakannya sampai suatu ketika laki-laki itu datang ke kelasnya. "Bagi alamat rumahmu," katanya. Eli yang sedang menggambar dibuat dongak sambil mengerutkan kening. Arce dapat membaca kalau wanita di depannya ini kebingungan. Arce membungkuk berniat untuk berbisik tapi Eli menahan dada kirinya menggunakan buku tulia yang digulung. Arce tersenyum kecil, "Aku berani mendatangi rumahmu dan meminta restu untuk mengambil anaknya." Dia pergi bersama teman-temannya yang kebetulan satu kelas dengan Eli. Meninggalkan Eli dengan wajah bingung. Kelas pun jadi ribut menggoda Eli. Awal kisah Eli yang dia sendiri tidak mengira akan sepanjang ini.

artemzee · Adolescente
Sin suficientes valoraciones

I Got Infinite Stats

We were overwhelmed by how vast the space behind the stage was, but what made our hearts cringe was the fact that all the slaves were imprisoned inside cages, some were in diminutive cages of their own, others were squashed together in huge prisons that were pounded to the walls. Guards and other people with surprisingly clean clothes were rushing around, tending to the slaves and polishing them to the point that they seem to be shining. Quite a large number of slaves were positioned outside the cages, still binded by shackles but with better clothes and better looks than the imprisoned ones, which indicated that they were the goods to be sold. I clenched my fists, I was determined to release every single one of them with the infinite cash that was bestowed upon my system. The stench waffling through the air was also surprisingly smelling of soap and perfume, with a slight whiff of something cooking. I was glad that the slaves weren't as badly treated as how the rumors had said, though of course it was still categorized as very bad treatment. The anger inside me was starting to flare up, but was then slightly diminished by the fact that I had noticed the slaves weren't skinny and seemed to be in good condition. We went past the soon-to-be-sold slaves and the guards tending them, who looked at us with frowning faces but went back to their work as soon as they saw the VIP passes that I stuck on our clothes. I looked at the face of the slave that the first guard was fussing about on, and I noticed her to be a species of adolescent juvenile female dark elf. Her gaze met mine, it had a hint of despair but also a sense of longing to be free. 

WebnovelCreator101 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
1 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas

APOYOS

Más sobre este libro

Reportar