Perceraian orangtua titik kehancuranku

Seorang anak gadis yang memiliki keluarga lengkap dengan serba kekurangan. Dia hidup dengan keadaan terpisah dengan orangtuanya sejak kecil. Dia diberangkatkan oleh ayahnya ke kota, tempat bibiknya untuk sekolah. Dengan usia belia anak gadis ini pergi meninggalkan kampung halaman. Meninggalkan seorang adik dan ibunya. Kota tempat dia sekolah, Dimana tempat ini, susah baginya beradaptasi dengan orang sekitar dan bahasanya. Dia belajar sendiri untuk menyesuaikan dirinya. Namun sulit baginya karena tidak ada yang mengajarinya. Bibiknya tempat ia tinggal pun tidak mau mengajarinya. Dia ketakutan dan menanggis ketika di suruh pergi sekolah. Mau tidak mau dia belajar seorang diri. Berselang beberapa tahun kemudian, Dia mendengar rumor orangtuanya tidak lagi serumah dan tidak saling bicara lagi. Bahkan adiknya dibawa ke kota oleh ayahnya tanpa ibunya. ketika nenek orang tua ayah gadis ini jatuh sakit lalu meninggal, pada saat itu pula, Persidangan keputusan perceraian orangtua gadis ini diputuskan oleh Pihak Pengadilan. Perceraian terjadi secara ricuh. Terjadi perebutan hak asuh anak. Dan ayah gadis ini memenangkannya. Segala harta Gono gininya juga. Dari kejadian ini terjadi titik awal kehancuran mental anak gadis kecil belia tidak paham takdirnya. Namun harus dia jalani. Perceraian ibu dan ayahnya meninggalkan cerita tidak mengenakan. mereka berpisah dengan kondisi tidak baik-baik saja. Mereka saling menanam dendam. Anak dalam pernikahannya harus menghadapi kehidupan pahit menumpang di rumah orang.