"Kak Aldy ... "
Maureen akhirnya menjadi orang yang mengawali percakapan mereka, dengan kepalanya yang masih bersandar pada pundak Aldy. Baginya, pundak Aldy adalah bantal ternyaman yang pernah ia rasakan.
"Hm?"
"Gak jadi." ucap Maureen yang membuat mereka berdua kembali berada di dalam keadaan tanpa percakapan sedikitpun.
Kabin yang mereka naiki kembali bergerak, dan berhenti untuk beberapa menit kedepan. Mereka sudah semakin dekat untuk berada di puncak wahana.
"Sebenarnya ... " ucap Maureen yang membuat Aldy mendengarkan. "Kak Aldy ngelihat aku sebagai apa?"
"Kenapa nanya begitu?"
" ... " Maureen tak mengatakan apapun. Aldy mengerti, sepertinya Maureen hanya ingin dirinya menjawab tanpa balik bertanya.
"Lo ... Adek ... "
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com