Entah bagaimana aku justru menangis setelah mengetik email. Aku sedang berusaha mengelap air mata saat muncul pemberitahuan video call di layar laptop. Aku menerimanya dan wajah Astro muncul sesaat setelahnya.
Astro menatapku dengan tatapan khawatir dan lega di saat yang sama, "Kenapa kamu keliatan lebih berantakan dibanding aku yang lagi dapet masalah, Nona?"
Aku tertawa dilema. Aku lega kami bisa saling terhubung lagi, tapi entah kenapa aku merasa canggung dengannya, "I'm sorry."
"Udah nangisnya. Aku ga bisa meluk buat nenangin kamu sekarang."
Tiba-tiba tangisanku lenyap. Aku menatap Astro yang sedang menatapku kembali. Kalimatnya sesaat lalu seolah dia tahu Zen memelukku saat aku menangis di mobil siang tadi dan aku sedang ketahuan berselingkuh.
"Kamu pulang bareng Zen lagi tadi?" Astro bertanya.
Apakah aku hanya berpikir berlebihan karena terlalu panik? Aku tak sanggup mengatakan apapun dan hanya mampu mengangguk.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com