webnovel

Chapter 373 : Pertempuran Antar Makhluk Ciptaan

Ledakan berwarna putih yang meledak dari gambar bintang yang dibuat oleh Irene pun mulai menyelimuti seluruh tempat itu. Setelah ledakan itu terjadi, kabut es berwarna putih pun mulai menyelimuti seluruh tempat itu. Kabut es yang menyelimuti tempat itu membuat kondisi di tempat itu menjadi tidak diketahui karena kabut es itu membuat pandangan menjadi terhalangi.

Lalu, beberapa menit kemudian, kabut es yang menyelimuti tempat itu secara perlahan mulai menghilang. Ketika kabut itu mulai menghilang, terlihat Irene yang sedang duduk bersandar pada sebuah dinding pohon yang sama seperti sebelumnya. Tetapi dinding pohon itu terlihat sudah membeku seluruhnya. 4 buah batang mawar yang menusuk kedua bahu dan kedua pahanya pun juga telah membeku sepenuhnya. Lalu, di samping kanan Irene, tepatnya di dekat leher Irene, terlihat ada sebuah rapier yang juga telah membeku. Rapier yang membeku itu adalah rapier milik putri Amelia yang sebelumnya hampir menebas lehernya. Tetapi sebelum rapier itu mengenai leher Irene, rapier itu langsung berhenti karena telah membeku. Tangan putri Amelia yang sedang memegang rapier yang membeku itu pun juga ikut membeku. Tidak hanya tangannya, tetapi seluruh tubuh putri Amelia kini telah membeku. Putri Amelia tidak bergerak sama sekali karena seluruh tubuhnya telah membeku. Putri Amelia masih berada di tempat dia berada sebelumnya, yaitu di hadapan Irene. Irene terlihat sedang melihat ke arah putri Amelia yang membeku.

Tidak lama kemudian, Irene mulai melihat dan memperhatikan sekelilingnya. Kabut es yang menyelimuti tempat itu sudah menghilang sepenuhnya. Setelah seluruh kabur es itu sudah menghilang, terlihat dengan jelas kondisi tempat itu sekarang. Seluruh tempat itu, mulai dari seluruh permukaan, seluruh dinding pohon dan seluruh langit-langit yang berupa daun-daun pohon terlihat sudah membeku sepenuhnya. Bahkan bunga-bunga dan batang-batang mawar yang muncul di permukaan yang berasal dari sihir putri Amelia juga telah membeku sepenuhnya. Irene melihat ke sekeliling tempat itu dengan ekspresi wajah yang biasa saja. Setelah melihat sekeliling tempat itu, Irene kembali melihat ke arah putri Amelia, tepatnya ke wajahnya. Meskipun wajahnya telah membeku, tetapi ekspresi wajah putri Amelia terlihat dengan jelas. Putri Amelia terlihat sedang tersenyum.

Irene yang sedang melihat ke wajah putri Amelia, seketika teringat dengan apa yang terjadi beberapa saat sebelum ledakan yang berasal dari gambar bintang buatannya meledak dan menyelimuti seluruh tempat itu. Saat itu, ketika putri Amelia sedang mengayunkan rapiernya ke leher Irene dan disaat yang sama gambar bintang yang dibuat Irene mulai meledak, Irene sedang melihat ke wajah putri Amelia. Irene terlihat terkejut saat melihat wajah putri Amelia. Putri Amelia terlihat tersenyum, lalu dia juga terlihat mengatakan sesuatu kepada Irene. Putri Amelia mengatakan 'terima kasih' kepada Irene sambil tersenyum. Lalu setelah itu, ledakan yang berasal dari gambar bintang yang dibuat oleh Irene pun dengan cepat langsung menyelimuti seluruh tempat itu.

Setelah teringat dengan hal itu, Irene terus melihat ke wajah putri Amelia yang sedang tersenyum. Kemudian, Irene pun mulai tersenyum dan mengatakan sesuatu kepada putri Amelia yang telah membeku.

"Sekarang kamu telah 'bebas' kembali, putri Amelia. Aku minta maaf kalau harus menyelamatkanmu dengan cara seperti ini," ucap Irene.

Setelah Irene mengatakan itu, tangan kanan Putri Amelia yang sedang memegang rapiernya secara perlahan mulai hancur berkeping-keping. Rapier yang dipegang oleh tangan kanannya itu pun juga mulai hancur berkeping-keping. Tidak hanya tangan kanannya saja, namun beberapa bagian tubuh putri Amelia yang telah membeku juga ikut hancur berkeping-keping. Hanya kedua kakinya saja yang tidak hancur berkeping-keping sehingga membuat tubuhnya masih bisa berpijak di permukaan. Selain kedua kakinya, setengah bagian badannya juga tidak hancur, sementara setengah bagian lagi terlihat sudah hancur. Lalu, kepala dan wajah putri Amelia yang sedang tersenyum juga tidak hancur berkeping-keping.

Beberapa bunga mawar dan batang mawar yang telah membeku pun juga telah hancur berkeping-keping. Di antara batang-batang mawar yang hancur berkeping-keping adalah 4 batang mawar yang menusuk kedua bahu dan kedua tangan Irene. Setelah 4 batang mawar itu hancur, terlihat ada cukup banyak darah yang keluar dari luka tusukan 4 batang mawar itu. Irene mencoba mengobati luka tusukan 4 batang mawar itu dengan sihir penyembuhannya, tetapi tidak bisa dan darah terus mengalir keluar dari luka itu.

"Tidak bisa disembuhkan ya. Yah kalau dilihat lagi, 4 batang mawar yang menusuk kedua bahu dan kedua pahaku ini terlihat berwarna hitam. Sepertinya 4 batang mawar itu hasil perpaduan dengan ~Dark Magic~. Tidak mengherankan apabila luka ini tidak dapat disembuhkan. Kalau begitu, lebih baik aku menutup luka ini terlebih dahulu," pikir Irene.

Irene lalu menutup keempat luka tusukan itu dengan sihir es miliknya. Luka itu pun berhasil ditutup dan darah pada luka itu telah berhenti keluar. Kemudian, Irene kembali menggunakan sihir penyembuhannya untuk menyembuhkan luka-luka lain yang ada pada tubuhnya. Sebagian besar luka goresan dan luka bakar pada tubuhnya itu berhasil disembuhkan. Tetapi, ada sebagian kecil dari luka-luka itu yang tidak bisa disembuhkan. Sepertinya luka itu terjadi akibat terkena serangan ~Dark Magic~ atau serangan dari elemen lain yang dipadu dengan ~Dark Magic~. Setelah menyembuhkan luka-lukanya itu, Irene yang masih bersandar di dinding pohon yang telah membeku secara perlahan mulai bangkit dan berdiri kembali. Irene awalnya terlihat kesulitan untuk berdiri akibat luka tusukan pada kedua pahanya itu, namun tidak lama kemudian Irene akhirnya sudah bisa berdiri kembali.

"Aku tidak boleh terlalu lama berdiam diri di tempat ini, aku harus segera mencari dan menemui Rid," ucap Irene.

Setelah itu, Irene mulai berjalan secara perlahan. Lalu tidak lama kemudian, Irene mulai berlari secara perlahan dan melanjutkan langkahnya untuk menyusuri jalan tempatnya berada saat ini.

-

Sementara itu, di tempat nona Violetta.

Nona Violetta dan Duchess Arnett terlihat sedang saling menyerang dengan menggunakan senjata mereka masing-masing. Nona Violetta terus menekan Duchess Arnett dalam adu serangan itu dan membuat Duchess Arnett terus terdorong ke belakang. Saat ini, nona Violetta dan Duchess Arnett sedang berada di salah satu jalan penghubung yang merupakan penghubung antara tempat nona Violetta dan Rid berada sebelumnya dengan tempat lain. Nona Violetta dan Duchess Arnett bisa berada di jalan itu karena tindakan nona Violetta yang terus menekan Duchess Arnett dalam adu serangan sehingga membuat Duchess Arnett berpindah tempat dari tempat mereka berada sebelumnya menjadi ke salah satu jalan penghubung.

Mereka berdua masih terus beradu serangan di jalan itu. Masing-masing dari mereka pun juga telah mendapatkan beberapa luka goresan yang berasal dari senjata lawan mereka masing-masing. Lalu beberapa saat kemudian, setelah mereka saling beradu senjata, mereka berdua pun mulai mundur dan menjaga jarak. Kemudian, nona Violetta dan Duchess Arnett kembali bersiap untuk melancarkan serangan.

~Rose Magic : Garden of Roses~

~Flower Magic : Garden of Flowers~

Bunga mawar dalam jumlah yang cukup banyak tiba-tiba muncul di sekeliling Duchess Arnett, sedangkan bunga-bunga beraneka ragam dalam jumlah yang cukup banyak tiba-tiba muncul di sekeliling nona Violetta. Setelah itu, batang-batang mawar berukuran panjang mulai muncul di sekeliling Duchess Arnett. Batang-batang mawar itu lalu melesat dengan cepat ke arah nona Violetta. Tetapi nona Violetta bereaksi dengan cepat dan langsung memotong batang-batang mawar yang mengarah kepadanya.

~Flower Sword Art : Sword Dance In The Flower Garden~

Batang-batang mawar itu pun berhasil dipotong oleh nona Violetta. Lalu setelah nona Violetta berhasil memotong batang-batang mawar itu, tiba-tiba Duchess Arnett melesat dengan sangat cepat dan kini sudah berada di hadapannya. Duchess Arnett pun langsung melancarkan serangan tusukan ke nona Violetta, tepatnya ke arah kepalanya. Tetapi nona Violetta bereksi dengan cepat dan langsung menghindari serangan tusukan itu dengan menggerakan kepalanya ke samping kanannya. Namun nona Violetta tidak berhasil menghindari serangan tusukan itu dengan sempurna karena serangan tusukan itu berhasil menggores pipi kirinya. Nona Violetta dan Duchess Arnett pun saling bertatapan setelah Duchess Arnett berhasil menggores pipi kiri nona Violetta.

-

Sementara itu, di tempat Rid berada.

Aku saat ini telah berhasil menghempaskan komandan Dayne ke salah satu dinding pohon yang ada di tempatku berada saat ini. Setelah itu, aku langsung berlari mengelilingi tempat ini untuk menghindari serangan-serangan yang berasal dari kelima Naga elemen dasar yang baru saja diciptakan oleh senior Vyn. Masing-masing dari kelima Naga elemen dasar itu adalah Naga api, Naga air, Naga tanah, Naga angin dan Naga listrik. Melihat kelima Naga elemen dasar itu, aku jadi teringat dengan pertarunganku ketika melawan senior Vyn di turnamen akademi. Tetapi kelima Naga elemen dasar itu terlihat berbeda dengan saat di turnamen akademi. Karena kelima Naga elemen dasar yang diciptakan senior Vyn saat ini terlihat lebih besar daripada saat di turnamen akademi.

"Naga yang kamu buat kali ini terlihat lebih besar daripada sebelumnya, senior. Sepertinya kali ini kita berdua harus bertarung lagi, sama seperti saat final turnamen akademi waktu itu," ucapku.

Setelah menghindari serangan-serangan Naga itu, aku lalu melesat ke arah senior Vyn yang berada di atas kepala Naga api yang dia ciptakan. Melihat aku yang sedang melesat kepadanya, senior Vyn lalu melancarkan serangan dengan pedang miliknya. Pedang itu lalu memanjang dan melesat dengan cepat ke arahku. Tetapi aku dapat dengan mudah menghempaskan pedang itu dengan pedangku dan membuat pedang itu berbelok arah. Setelah pedang itu berbelok arah, aku pun kembali melesat ke arah senior Vyn. Namun sebelum aku mendekati senior Vyn, kelima Naga ciptaannya itu terlihat sedang bersiap untuk melancarkan serangan berupa semburan elemen ke arahku. Tetapi aku tidak sedikitpun panik ketika melihat kelima Naga itu bersiap untuk menyerangku. Lalu aku pun dengan cepat langsung bersiap untuk menghadapi serangan kelima Naga itu.

"Seperti biasanya, kamu selalu menciptakan makhluk hidup dari sihirmu dan makhluk itu akan kamu gunakan untuk menyerang. Bagi orang yang kamu hadapi, sihir itu akan sangat merepotkan. Aku pun juga sedikit kerepotan dalam menghadapi makhluk-makhluk ciptaanmu ini saat final turnamen waktu itu. Tetapi kali ini, aku tidak akan kerepotan dengan makhluk ciptaanmu itu, karena saat ini aku juga bisa menciptakan makhluk yang sama denganmu," ucapku.

~Fire Magic - Fire Creation Magic : Great Fire Dragon~

~Water Magic - Water Creation Magic : Great Water Dragon~

~Wind Magic - Wind Creation Magic : Great Wind Dragon~

~Earth Magic - Earth Creation Magic : Great Earth Dragon~

~Electric Magic - Electric Creation Magic : Great Electric Dragon~

Kemudian, kelima ekor Naga elemen dasar tiba-tiba muncul di sekelilingku. Kelima Naga itu berukuran sedikit lebih besar dari kelima Naga milik senior Vyn. Setelah itu, aku memerintahkan kelima Naga ciptaanku untuk menyerang kelima Naga ciptaan senior Vyn. Kelima Naga itu pun langsung menyerang kelima Naga ciptaan senior Vyn dan membuat mereka membatalkan serangannya kepadaku. Naga api yang saat ini sedang dinaiki oleh senior Vyn, terlihat sedang diserang oleh Naga air ciptaanku. Naga air ciptaanku langsung menggit leher Naga api yang dinaiki oleh senior Vyn. Senior Vyn yang sebelumnya berada di kepala Naga api itu, langsung tejatuh setelah Naga air ciptaanku menggigit leher Naga api yang dinaiki senior Vyn.

Saat senior Vyn terjatuh, aku dengan cepat langsung melesat ke arah senior Vyn dan melancarkan serangan tusukan ke arahnya.

~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Dragon Slayer Thrust~

Aku menusuk senior Vyn tepat di tengah dadanya. Senior Vyn terkena serangan tusukan itu dengan telak dan membuat bagian tengah dadanya itu langsung berlubang dan mengeluarkan darah yang sangat banyak. Serangan itu pun juga membuat senior Vyn terhempas hingga menghantam dinding pohon yang berada di belakangnya. Setelah menghempaskan senior Vyn, aku lalu melihat ke arah senior Vyn yang sedang duduk bersandar di dinding pohon dengan dada yang telah berlubang.

"Jika saja saat final turnamen waktu itu aku sudah bisa menggunakan sihir penciptaan yang sama denganmu, mungkin aku tidak akan kerepotan dalam melawanmu waktu itu. Yah meskipun pada akhirnya tetap aku lah yang memenangkan pertandingan itu,"

"Lalu sekarang, di pertandingan ini.....sepertinya aku yang memenangkannya lagi, senior," ucapku.

-Bersambung