webnovel

Chapter 306 : Insiden Penyerangan Penjara San Sabaneta part 2

Beberapa menit kemudian.

Komandan Oliver terlihat sedang berusaha keluar dari puing-puing bangunan penjara San Sabaneta yang telah hancur dan terbelah karena terkena tebasan yang dilancarkan oleh Raja Albert. Tidak lama kemudian, komandan Oliver pun berhasil keluar dari puing-puing bangunan itu. Terlihat tidak ada luka lain di tubuhnya selain luka di perutnya akibat terkena pukulan dari Raja Albert. Meski tidak ada luka, tubuh dan pakaian yang dikenakan oleh komandan Oliver terlihat sangat kotor akibat terkena debu dan puing-puing bangunan itu.

Setelah berhasil keluar dari puing-puing bangunan, komandan Oliver pun melihat ke sekeliling tempatnya berada. Terlihat bangunan bagian kanan dan kiri penjara San Sabaneta masih berdiri kokoh meskipun ada beberapa kerusakan berat di dinding bagian luarnya. Bangunan yang hancur hanyalah bangunan bagian tengah penjara San Sabaneta, tempat komandan Oliver berada saat ini karena bangunan bagian tengah lah yang terkena tebasan dari Raja Albert dengan telak. Kemudian, komandan Oliver melihat ke samping kirinya. Beberapa meter di samping kiri komandan Oliver terlihat ada beberapa orang dengan tubuh yang telah terpotong. Tubuh orang-orang itu terpotong karena tubuh mereka berada di jalur lintasan tebasan yang dilakukan Raja Albert.

"Tebasan yang dilakukan oleh Raja Albert tadi benar-benar berbahaya. Tidak hanya memotong orang-orang itu, bahkan tebasan itu juga bisa memotong bagian tengah gedung ini dari depan sampai belakang. Aku beruntung masih bisa menghindari serangan itu, jika aku telat beberapa detik saja, mungkin aku juga ikut terbelah bersama dengan gedung ini," ucap komandan Oliver.

Lalu komandan Oliver berjalan perlahan menuju bagian depan gedung penjara San Sabaneta. Terlihat Raja Albert sudah tidak berada di tempat itu.

"Sepertinya beliau langsung pergi setelah melancarkan tebasan itu. Beliau sepertinya hanya ingin menahanku saja agar Duchess Harriet dan Duchess Claret bisa pergi, padahal beliau bisa saja membunuhku setelah aku menghindari tebasannya dan tertimpa reruntuhan gedung itu,"

"Karena beliau berhasil pergi, itu berarti aku gagal untuk menangkapnya dan membawanya ke hadapan Yang Mulia Ratu. Untuk sekarang, aku harus menghubungi prajuritku untuk bertanya apakah mereka berhasil mengalahkan Duchess Claret dan Duchess Harriet atau tidak," ucap komandan Oliver.

Komandan Oliver lalu mengambil kristal komunikasi di saku pakaiannya. Kemudian, beliau mulai menghubungi prajuritnya lewat kristal komunikasi itu. Namun, selama beberapa menit beliau mencoba menghubungi prajuritnya itu, prajuritnya itu tidak menjawab panggilan dari beliau.

"Ada yang aneh, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab panggilanku. Sepertinya aku harus menyusul dan menghampiri mereka terlebih dahulu, baru kemudian aku memeriksa lantai bawah gedung penjara San Sabaneta," ucap komandan Oliver.

Komandan Oliver lalu bergegas pergi menuju tempat para prajuritnya berada. Para prajuritnya itu berada di tempat yang tidak jauh dari bagian depan penjara San Sabaneta. Alasan komandan Oliver menempatkan mereka di tempat itu adalah untuk mencegah adanya para penyerang yang melarikan diri. Dan keputusan komandan Oliver pun tepat karena Duchess Harriet dan Duchess Claret berhasil melarikan diri saat komandan Oliver bertarung dengan Raja Albert. Para prajurit yang ditempatkan di tempat itu pun seharusnya sudah bersiaga untuk melawan Duchess Harriet dan Duchess Claret, namun tidak adanya kabar dari para prajurit itu membuat komandan Oliver khawatir. Komandan Oliver pun semakin mempercepat langkahnya untuk segera sampai di tempat prajurit itu.

Ketika komandan Oliver sudah sampai di tempat itu, komandan Oliver terlihat sangat terkejut. Para prajurit yang berjumlah sekitar 20-30 orang yang ditempatkan di tempat itu terlihat sudah terbaring dengan keadaan bersimbah darah. Di antara para prajurit yang terbaring itu, ada beberapa prajurit yang terlihat memiliki lubang di beberapa bagian tubuhnya seperti kepala, dada dan yang lainnya. Lubang di tubuh mereka itu terlihat seperti lubang yang diakibatkan oleh peluru senapan yang menembus tubuh mereka.

"Aku sudah curiga saat menghubungi mereka dan mereka tidak menjawab panggilanku, pasti ada sesuatu yang terjadi dengan mereka. Tetapi aku tidak menyangka kalau mereka semua telah dikalahkan. Apa nona Harriet dan nona Claret lah yang melakukan ini ? Atau ada pihak lain yang membantu mereka ?,"

"Percuma saja memikirkannya sekarang. Aku harus segera memberikan laporan kepada Yang Mulia Ratu terlebih dahulu," ucap komandan Oliver.

Komandan Oliver lalu mengambil kristal komunikasi di saku pakaianya lagi. Beliau lalu menghubungi Ratu Kayana menggunakan kristal komunikasi tersebut. Tidak lama kemudian, terdengar suara Ratu Kayana dari kristal komunikasi itu.

"Halo, tuan Oliver. Ada apa ?," tanya Ratu Kayana.

"Halo, Yang Mulia Ratu. Saya ingin memberikan laporan tentang orang-orang yang menyerang penjara San Sabaneta. Orang-orang itu menyerang penjara San Sabaneta untuk menculik putra dari tuan Darwin yaitu Florian dan komandan prajurit tuan Darwin yaitu komandan Marshall. Lalu, orang-orang yang menyerang penjara San Sabaneta dan menculik mereka berdua adalah nona Claret, nona Harriet dan Raja Albert," ucap komandan Oliver.

"Apa ?!?!," ucap Ratu Kayana yang nampak terkejut.

-

20 menit setelah komandan Oliver memberikan laporan kepada Ratu Kayana.

Para prajurit kerajaan yang lainnya pun mulai datang ke penjara San Sabaneta. Jumlah prajurit yang datang itu lumayan banyak, mungkin sekitar ratusan prajurit. Mereka datang untuk memeriksa keadaan penjara San Sabaneta sekaligus mengevakuasi para prajurit yang terluka atau yang sudah tewas karena diserang oleh Raja Albert, Duchess Claret dan Duchess Harriet. Sementara itu, setelah para prajurit itu tiba di gedung penjara San Sabaneta, komandan Oliver pun langsung pergi meninggalkan gedung penjara San Sabaneta untuk pergi ke gereja Sancta Lux. Komandan Oliver pergi ke gereja Sancta Lux untuk mengobati luka di perutnya itu.

Lalu para prajurit kerajaan yang datang ke gedung penjara San Sabaneta pun mulai membagi tugas. Setengah dari prajurit itu bertugas untuk mengevakuasi prajurit yang terluka atau tewas yang berada di luar gedung penjara San Sabaneta, sekaligus memeriksa kerusakan yang terjadi di bagian luar gedung dan sekitarnya. Sementara setengahnya lagi bertugas untuk mengevakuasi prajurit yang terluka atau tewas yang berada di dalam gedung sekaligus memeriksa kerusakan yang terjadi di dalam gedung. Mereka yang bertugas di dalam gedung pun mulai memeriksa seluruh bagian gedung itu. Mereka juga memeriksa keadaan di lantai bawah gedung itu yang merupakan lantai khusus penjara. Di tiap lantai bawah gedung itu, terlihat ada banyak prajurit yang terbaring dengan kondisi bersimbah darah. Beberapa dinding di lantai bawah itu pun juga telah rusak. Para prajurit itu lalu memeriksa setiap sel penjara di lantai bawah tersebut. Anehnya orang-orang yang berada di dalam sel penjara tersebut tidak terluka ataupun tewas. Mereka nampak baik-baik saja meskipun ada beberapa dari mereka yang terlihat ketakutan. Karena hal itu, para prajurit itu menyimpulkan kalau orang-orang yang menyerang penjara San Sabaneta hanya menyerang orang-orang yang berusaha melawan mereka seperti para prajurit yang menjaga penjara itu. Sementara orang-orang yang tidak menyerang mereka, hanya diabaikan saja oleh para penyerang itu.

Selain para prajurit yang datang ke gedung penjara San Sabaneta, banyak juga orang lain yang ikut datang ke gedung itu. Mereka terlihat penasaran dengan apa yang terjadi di gedung penjara San Sabaneta. Di antara orang-orang itu, ada beberapa dari mereka yang berasal dari Diganta. Orang-orang dari Diganta itu pun mulai mencari informasi tentang apa yang terjadi di penjara San Sabaneta agar mereka bisa membuat surat kabar tentang insiden itu. Surat kabar tentang insiden penyerangan penjara San Sabaneta yang dibuat oleh Diganta akan membuat heboh seluruh kerajaan ini di esok harinya. Meskipun seluruh kerajaan akan heboh begitu mengetahui tentang kabar itu, ada satu tempat yang 'sepertinya' tidak akan heboh karena kabar itu, tempat itu adalah San Fulgen Akademiya. Alasannya karena surat kabar tidak diizinkan beredar di wilayah akademi. Meskipun orang-orang dewasa di wilayah akademi bisa mendapatkan surat kabar setiap harinya, tetapi para murid tidak bisa mendapatkan surat kabar itu kecuali di saat-saat tertentu. Seperti saat terkuaknya rencana pembunuhan terhadap keluarga San Lucia dan Yang Mulia Ratu yang direncanakan oleh dua orang Duke. Karena kabar itu sangat menghebohkan, nona Karina selaku kepala akademi pun mengizinkan surat kabar beredar di kalangan para murid akademi agar para murid akademi tahu apa yang sedang terjadi di luar akademi.

Untuk kabar tentang insiden penyerangan di penjara San Sabaneta, sepertinya nona Karina tidak akan mengizinkan surat kabar yang memuat kabar tentang itu beredar di wilayah akademi, itu karena insiden itu dinilai tidak terlalu penting. Meskipun Florian yang merupakan mantan ketua Elevrad telah diculik dalam insiden penyerangan penjara San Sabaneta, para murid dinilai tidak perlu mengetahui tentang hal itu, karena Florian sudah dianggap bukanlah murid San Fulgen Akademiya lagi. Apa yang dilakukan atau apa yang terjadi dengannya, para murid lainnya tidak perlu tahu. Namun, meskipun surat kabar tidak beredar di kalangan para murid, beberapa murid tetap tahu tentang kabar terbaru di kerajaan San Fulgen ini. Alasan mereka bisa tahu karena mereka diberitahu oleh para orang dewasa yang berada di wilayah akademi ini. Mereka yang tahu tentang kabar itu akan membagikan kabar itu kepada murid-murid yang lainnya sampai semua murid pun jadi tahu tentang hal itu. Bisa dibilang, tidak diizinkannya surat kabar untuk beredar di kalangan para murid itu adalah hal yang sia-sia, karena para murid tetap akan tahu tentang kabar terbaru yang terjadi di kerajaan San Fulgen. Jadi pada akhirnya, meskipun surat kabar tentang insiden penyerangan penjara San Sabaneta tidak diizinkan beredar di kalangan murid akademi, beberapa murid akan tetap tahu tentang kabar itu.

-

Keesokan paginya, pukul 4.30 pagi di taman akademi.

Terlihat nona Violetta sedang melakukan latihan pagi seperti biasanya di taman itu. Kemudian, nona Karina pun datang ke taman itu dan menghampiri nona Violetta.

"Selamat pagi, Violetta," ucap nona Karina.

"Hmmm ? Ah, selamat pagi juga, nona Karina. Ada urusan apa nona Karina datang kesini karena jarang sekali bisa melihat nona datang kesini di pagi hari," ucap nona Violetta.

"Aku datang kesini karena aku ingin memberitahu sesuatu kepada kamu dan Rid yang biasanya berlatih di tempat ini saat pagi hari. Tetapi aku tidak melihat Rid saat ini, apa latihanmu dan Rid sudah selesai ?," tanya nona Karina.

"Iya, nona. Aku dan Rid sudah selesai latihan dan saat ini Rid sedang latihan bersama teman-temannya di tempat latihan di dalam gedung akademi," ucap nona Violetta.

"Begitu ya, jadi aku datang terlambat ke tempat ini karena Rid sudah pergi lebih dulu. Ya sudah, aku akan memberitahumu saja, Violetta. Untuk Rid, aku bisa memberitahunya nanti, lagipula mungkin dia juga akan tahu tentang ini nantinya walaupun aku belum memberitahunya," ucap nona Karina.

"Memangnya ada sesuatu apa yang harus anda beritahu, nona ?," tanya nona Violetta.

"Ini tentang Florian, putra dari Duke San Minerva yang sebelumnya kamu lawan. Florian yang sedang ditahan di penjara San Sabaneta telah diculik oleh beberapa orang yang menyerang penjara tersebut," ucap nona Karina.

"Florian telah diculik dan penjara San Sabaneta telah diserang ?!," ucap nona Violetta yang sedikit terkejut.

"Tidak hanya Florian, komandan Marshall yang merupakan komandan prajurit Duke San Minerva yang sedang ditahan karena menghalangi pemeriksaan yang dilakukan oleh prajurit Silver Peacock di kediaman Duke San Minerva juga telah diculik. Sepertinya orang-orang yang menculik mereka ada orang-orang yang sama dengan yang merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia," ucap nona Karina.

"Sepertinya memang begitu, nona," ucap nona Violetta.

"Mengetahui mereka menyerang penjara San Sabaneta secara terang-terangan, mungkin saja selanjutnya mereka akan menyerang akademi ini. Oleh karena itu, perkuatlah keamanan di wilayah akademi ini, Violetta," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucap nona Violetta.

-

Pukul 7.00 pagi.

Saat aku sedang berjalan menuju ruang kelas dari asramaku, aku berpapasan dengan beberapa murid di perjalanan. Di antara beberapa murid itu, aku mendengar mereka sedang membicarakan tentang insiden penyerangan di penjara San Sabaneta. Hal itu membuatku sedikit penasaran. Aku pun memutuskan untuk mendengar pembicaraan mereka secara diam-diam.

Setelah beberapa menit mendengar pembicaraan mereka, aku mengetahui kalau alasan orang-orang itu menyerang penjara San Sabaneta adalah untuk menculik senior Florian dan komandan Marshall. Aku sedikit terkejut ketika mengetahui itu. Lalu setelah mendapatkan informasi tentang itu, aku pun memutuskan untuk pergi ke ruang kelas.

Ketika di ruang kelas, aku tidak mendengar ada murid di kelasku yang membicarakan tentang insiden penyerangan penjara San Sabaneta. Sepertinya hanya beberapa murid saja yang mengetahui tentang insiden penyerangan itu, entah mereka mendapatkan informasi itu darimana. Tidak mungkin mereka mengetahui itu dari surat kabar yang mereka baca secara langsung karena surat kabar tidak beredar di kalangan murid di wilayah akademi. Namun aku tidak terlalu memikirkan tentang hal itu.

-

Siang harinya, pukul 12.00.

Karena waktu istirahat telah tiba, Noa dan yang lainnya pun mengajakku untuk makan siang.

"Rid, ayo makan," ucap Noa.

"Iya," ucapku.

Tetapi saat aku baru saja beranjak dari tempat dudukku untuk pergi ke kantin, saku pakaianku terlihat mengeluarkan sebuah cahaya. Sepertinya cahaya itu berasal dari kristal komunikasi yang aku bawa. Aku pun langsung mengambil kristal itu dari sakuku dan benar saja kalau kristal itulah yang mengeluarkan cahaya. Noa dan yang lainnya pun juga melihat ke kristal komunikasi yang sedang aku pegang.

"Sepertinya yang sedang menghubungimu itu adalah nona Karina, Rid. Karena beliau lah yang memberikan kristal komunikasi itu agar bisa menghubungimu," ucap Noa.

"Iya, aku pikir juga begitu. Maaf aku harus menjawab panggilan ini dulu," ucapku.

"Baiklah, Rid," ucap Noa.

Aku lalu pergi sedikit menjauh dari mereka untuk menjawab panggilan itu. Setelah berada cukup jauh, aku pun langsung menjawab panggilan itu.

"Halo, nona Karina ?," tanyaku.

"Iya, ini aku. Apa kamu sekarang sedang ada di kantin, Rid ?," tanya nona Karina.

"Aku saat ini masih ada di ruang kelas, nona. Memangnya ada apa ?," tanyaku.

"Bisakah kamu datang ke ruanganku sekarang ? Saat ini, Yang Mulia Ratu sedang berada di ruanganku," ucap nona Karina.

-Bersambung