"Heh, kamu!"
Tiba-tiba saat Gabby mengetuk-ngetuk meja ujiannya dengan jarinya, ia mendengar teriakan dari dekatnya. Secara otomatis dia menghentikan gerakan tangannya dan menengadahkan kepalanya.
Saat Gabby melihat wajah pemilik suara itu, dia langsung berdecak kesal. Di depannya, Lidia sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Duh, apa sih," Gabby mengerutkan keningnya, "Kamu ngapain juga disini? Bukannya habis gini ujian mau dimulai?"
Kenapa dia selalu bertemu Lidia dimana ia pergi?
Apa dunia benar-benar membencinya?
"Aku cuman mau ingetin kamu tentang taruhan kita," Lidia mengangkat dagunya, "Kamu nggak lupa kan? Atau kamu sengaja lupa biar kamu nggak perlu belajar mati-matian?"
"Lagian, haduuh," Lidia menyibak rambutnya yang berwarna coklat muda, "Mejanya jangan diketuk-ketuk juga dong. Kenapa, kamu belum pernah lihat meja sebagus ini? Hah, lihat saja kalau mejanya ada goresan, kamu pasti aku suruh ganti!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com