Arka mendadak kesal saat mengingat sikapnya semalam. Bukan sebagai suatu hal yang terencana matang dalam otaknya, hanya saja muncul secara tiba-tiba, bawaan alaminya yang begitu memuakkan.
Melirikkan matanya tajam pada Nino yang keluar dari kamar mandi dengan hanya kain handuk pendek yang membelit dari lingkar pinggang ke setengah bagian paha.
"Seragam punya lo masih ada di gue tuh!"
Arka yang kemudian melemparkan seragam milik Nino dari lemari ke atas ranjang. Bersendekap lantas menggidikkan bahunya ringan, manik matanya menghindar. "Nggak ada identitas sekolahnya. Lagian sepatu punya lo juga udah ilang. Jadi, lo harus cepet pergi buat pulang ke rumah dulu, kan?"
"Nggak perlu, aku bisa minta tolong Brian buat bawain, kok!"
Sementara Arka yang mendengar balasan Nino seketika tahan napas, gagal untuk mengusir pria itu lebih cepat.
"Tersera-akhh!"
"Kenapa?"
"Pakek tanya segala, gue masih ada di depan lo, No!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com