"Nggak ada urusannya sama gue, kali. Bercanda soal itu sebuah perintah. Hidup lo, lo yang jalanin sendiri. Cuman gue nggak mau temen gue jadi terlalu bangsat aja."
"Aku ngerti."
"Hufh... Dan gue juga khawatir sama lo."
"Ya, aku tau kalau kamu sebaik itu."
Arka bangkit dari duduknya, menggelengkan kepala, sambil menunjukkan senyum tipisnya yang begitu indah sampai Farhan benar-benar mengagumi.
"Sumpah. Di bandingin dapet pujian jagoan, kuat mental, atau apa pun sejenisnya, gue paling jeli bagian yang lo ucapin barusan."
Menarik Farhan dengan akrab, tak sangka akan membuat pria itu kesakitan.
"Ouch!"
"Kenapa? Gue pegang nya terlalu kencang?"
"N-nggak, nggak ada apa-apa kok!"
Farhan yang nampak panik, menyembunyikan kedua lengannya tiba-tiba di belakang tubuh.
"Cupu, kasih tangan lo! Nggak pengen gue bertindak kasar, kan?"
"Ar-"
Bersamaan dengan tetesan air mata Farhan yang jatuh, Arka menarik paksa kedua lengan pria menyedihkan itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com