Ice cream.
Pizza.
Rujak.
Ayam bakar.
Boba.
Senyum yang seharusnya mengembang, tetapi pada kenyataannya tetap redup. Sean menyerah, kali ini dia membiarkan wanitanya mau berbuat apapun. Semua makanan yang tersaji, itu permintaan Reva, namun saat semua datang, tidak ada satupun yang dimakan.
Kesal. Tentu saja Sean kesal, apa lagi saat tangisan sialan itu kembali terdengar.
"Diam di sini, saya akan ke rumah kamu."
"Saya tuntaskan semuanya. Kalau Ibu kamu masih marah, ya sudah mau apa lagi? Sekalian aja saya minta izin nikahin kamu, lalu resmi jadi tanggung jawab saya."
Mendengar itu tentu saja membuat Reva kalang kabut, apa lagi saat Sean berdiri, mengambil jaket cokelatnya yang berada di atas sofa.
"Sean tunggu!"
"Tunggu!" Reva berlari, memeluk erat tubuh tegap milik Sean. Ini bukan ide bagus, ini ide buruk. Demi apapun ini ide buruk sepanjang Reva hidup menjadi manusia!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com