Pesawat yang membawa Vian dan juga Briena dari Thailand ke Jakarta akhirnya tiba juga di Bandara Seokarno Hatta. Vian segera menelfon supirnya untuk menunggu di dekat ointu keluar. Ia terlalu lelah untuk menyetir pulang. Dari pada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi saat ia memaksa menyetir, lebih baik ia mencegahnya dengan menelfon supir.
Mobil melaju cukup kencang karena jalanan lumayan sepi. Briena langsung tidur saat di mobil karena di dalam pesawat ia tidak bisa tidur. Kepalanya ia taruh di pundak Vian yang juga memejamkan kedua matanya, tertutup kacamata hitam.
Mobil mulai memasuki kediaman Adhyasta, pintu gerbang tinggi besar terbuka kebar dan mobil masuk ke dalam. Melewati pohon-pohon yang berjejer rapi dengan puluhan pasang kamera tersembunyi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com