Briena menatap benda pipih panjang di tangannya. Berulang kali ia mengecek benada tersebut berharap kalau hasil tes itu salah. Wanita itu menghela nafas lelah setelah kurang lebih 5 menit duduk terpekur di closet kamar mandi. Ia mengambil 10 benda pipih yang sama lalu keluar dari kamar mandi. Turun ke lantai bawah untuk menemui suaminya.
Setelah sampai di bawah, Briena langsung menuju ruang makan. Kebiasaan Vian saat hari Minggu seperti ini, pasti menikmati secangkir teh sembari sibuk dengan gadget atau koran pagi. Benar saja, ia melihat Vian duduk di salah satu kursi makan.
"Aku hamil," ucap Briena dengan nada datarnya. Wanita itu duduk di sisi kiri Vian.Vian yang saat itu sedang menikmati secangkir teh langsung tersedak setelah mendengar kalimat itu. Tawanya langsung pecah hingga membuat perutnya sakit karena terlalu kencang tertawa. Tidak lupa bonus tatapan membunuh dari istrinya yang seperti ingin menghabisinya saat itu juga.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com