Amanda masih duduk di kedai itu. Masih menikmati makin ayam pedas pesanannya Amanda benar-benar menghabiskan waktu di sana. Hingga tak lama kemudian seorang pria menghampiri dirinya.
"Nyonya Amanda?" sapanya.
Amanda mengalihkan pandangan pada pria itu. Dia sama sekali belum pernah melihatnya. Pria berperawakan tinggi besar itu duduk tanpa dipersilakan.
"Siapa yang menyuruhmu duduk?" hardik Amanda.
"Ah, maaf, Nyonya." Pria itu menjawab dengan senyum kecutnya.
Amanda tak menjawab dan memandang lekat wajah tamunya. Dia merasa tak kenal sama sekali, sehingga dia sedikit bingung.
"Siapa kau? Kau mengenalku?" tanya Amanda sembari melepaskan sarung tangan plastik yang dia gunakan untuk makan kaki ayamnya.
Pria itu mengulurkan tangannya. Dia ingin berjabat tangan. Amanda tampak ragu karena dia mengulurkan tangan. Dia berbisik dalam hati, haruskah dia menjabat tangannya, atau membiarkan begitu saja.
"Ah, baiklah. Kau masih mencurigaiku," jawabnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com