Kemarahan itu membuat Surangkih merasa tak tahan lagi dengan Sang Adipati. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan suaminya itu. Di tengah jalan, ia tak sengaja bertemu dengan Nyai Wulan yang tengah berjalan memanggul nampan berisi sesajian untuk melaksanakan sembahyang. Rupanya ia tak bisa membendung kemarahan, bertemu dengan orang yang membuat suaminya tergoda membuatnya merasa berkesempatan untuk melampiaskan emosinya.
Dalam amarahnya itu, Surangkih malah menendang nampan yang dipanggul Nyai Wulan tersebut hingga isinya tumpah ruah ke jalan. Nyai Wulan sangat mengenal siapa perempuan ini, dia pun paham apa maksud dari sikap orang tersebut. Meskipun ia adalah seeorang pendekar wanita yang digdaya dan pilih tanding, namun ia tak mau meladeni kemarahan Surangkih. Nyai Wulan seringkali menjaga sikap untuk tidak terlalu keras terhadap sesama wanita. Apalagi permasalahan hati yang sangat bisa ia pahami.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com