Pagi telah tiba, suara alarm ponsel telah membangunkan Fadil dan kedua istrinya. Fadil berjalan keluar kamar lalu menyalakan lampu di ruang keluarga, tempat Elisa tertidur. Lampu seluruh ruangan telah menyala, dia melihat Elisa memeluk kedua lututnya sendiri di balik buntelan kain. Sekujur tubuhnya menggigil, merasakan dinginnya salju di pagi hari. Dirinya merasa bersalah karena tidak memberikan tiga lembar kain untuk menemaninya tidur.
"Selamat pagi Elisa," sapa Fadil kepada peri itu.
"Pagi tuan, hari ini dingin sekali!" balasnya memeluk kedua lututnya sambil menggigil kedinginan.
"Iya, semalaman aku juga menggigil kedinginan. Lihat aku, pakai jaket dan baju tiga lapis."
"Semalam benar-benar menyebalkan, Elisa saja tidak bisa tidur!"
"Iya-iya, dari pada mengeluh terus lebih baik bantu aku," ajak Fadil ke dalam dapur.
"Ok, siap tuan!" berdiri sambil memberi hormat.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com