17 Diluar Dugaan

Hari berlaru.

Bulan pun berlalu.

Hingga akhirnya ujian kenaikan kelas selesai dilaksanakan.

Kami pun mendapatkan libur dua minggu ke depan.

Aahhh senangnya.

But??

"Hallo sayang."

"Ya dad?"

"Ada misi untuk kamu."

"Apa itu dad?"

"Penculikan anak dari trillioner USA."

"Jadi Fay harus ke USA? Kapan dad?"

"Hari ini."

"Bagaimana dengan Sasy?? Aku tidak mungkin meninggalkan dia sendirian di Bandung."

"Kamu tenang saja, mommy kalian akan ke Bandung untuk menemani adik tersayang mu."

"Baiklah kalo begitu."

"Segeralah bersiap sayang."

"Baik dad."

Fay tidak sadar bahwa sang adik mendengarkan percakapan sang kakak yang akan pergi meninggalkannya karena tugas dari sang daddy.

"Kakak," rengekan manja Elaina pada Fay.

"Sayang ?? Kamu disini?"

"Kakak akan meninggalkanku lagi?"

"Kakak akan secepatnya membereskan tugas itu sayang."

"Janji ya kak."

"Iya sayang." Fay pun mengecup dahi sang adik.

"Lantas sasy dengan siapa disini?"

"Mommy akan kesini untuk menemani kamu."

"Baiklah kalo begitu, ayo sasy bantu beres beres pakaian kakak."

Kamu akan aman sayang, walaupun kakak jauh dari kamu, kamu akan selalu ter awasi oleh kakak. Kakak janji akan hal itu , batin Fay sambil melihat Elaina yang sedang memasukkan baju Fay ke koper.

"Apakah kakak akan menyamar?"

"Iya mungkin, tapi sebagai perempuan."

"Ohh baiklah."

"Kakak harus hati-hati ya... sasy selalu takut kalo kakak sudah mendapat tugas dari daddy."

"Siap princess, dan tenang saja, kakak akan selalu menghubungimu."

"Aku sayang kakak."

Peluk sang adik kepada Fay dan dibalas dengan tak kalah erat nya seperti tak ingin kehilangan.

"Aku tidur dengan kakak ya."

"Baiklah sayang."

Mereka pun merebahkan tubuh di kasur king size milik Fay.

"Kak, apakah aku boleh meminta sesuatu?"

"Apa sayang?"

"Apakah kakak akan menurutinya?"

"Selama itu masuk akal dan tidak membahayakanmu akan aku lakukan." Tegas Fay seraya tersenyum.

"Bolehkah aku mencium mu?"

"Cium??"

"Iya!! Bolehkan?"

"Silahkan sayang." Tak apakan ? Toh dia adikku batin Fay.

Cuppp...

Dengan lumatan sedikit demi sedikit Elaina mampu membuka bibir Fay yang masih sangat syok. Faysa fikir Elaina akan mencium dahi pipi atau apapun itu selain bibir , tapi ternyata ?

Shiittttt

Faysa menjauhkan wajahnya dari Elaina , Faysa menatap bingung sang adik dan juga ingin marah tapi ia tidak bisa marah pada kesayangannya.

"Kenapa?"

"Hah?"

"Kenapa kakak melepasnya?"

"Sasy, lips to lips tidak baik, siapa yang mengajarkanmu seperti itu?"

"Bukankah itu sebagai bentuk kasih sayang juga?"

"Iya , tapi tidak untuk kita."

"Kakak tidak sayang padaku lagi?" Tanya Elaina dengan wajah berkaca-kaca.

Faysa panik , ia akan menghukum dirinya sendiri karena membuat kesayangannya menangis.

"Baiklah baiklah kamu boleh melakukan itu, karena kakak sayang padamu, paham!"

Elaina hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu dipeluknya sang adik ke dekapan Faysa.

~~~~~

Fay pergi jam 1 dini hari, karena tidak ingin mengganggu tidur sang adik yang sudah terlelap Faysa pun hanya meninggalkan secarik kertas pada Elaina.

Faysa pergi meninggalkan mansion yang tempati nya dengan helikopter pribadi milik keluarga black jack.

Faysa sungguh berat meninggalkan sang adik sendiri. Karena semua keluarga mereka tau bahwa Faysa begitu sangat menjaga Elaina.

Perjalanan panjang pun di tempuh Fay untuk sampai di USA hingga tiba siang hari di Sana , kedatangannya langsung di sambut hangat oleh daddy dan kakaknya Kevan.

Kevan begitu menyayangi Faysa di bandingkan dengan Elaina, entah itu dari sifat, paras, kelakuan, mereka berbanding terbalik antara Fay dan Elaina sehingga memudahkan sang kakak sulung ini menyukai sikap dewasa Faysa.

"I'm home."

"Sweetie....hug me please, i miss you so much."

"I miss you too brother." Ucap Faysa sambil membalas pelukan sang kakak.

"Kau tidak memeluk daddy sayang?"

"Ahhh aku juga rindu padamu dad."

"Daddy juga rindu sayang, apa kabarmu? Bagaimana dengan anak yang mesti kita jaga itu?"

"Semua baik-baik saja dad."

"Syukur kalo begitu, kamu segera ke kamar dan istirahat, setelah makan malam mari kita bicarakan misi kita kali ini."

"Baik dad."

"Sini aku bantu bawakan kopermu."

"Thank you."

"Kiss me please."

Cuupp

Faysa mengecup pipi kiri sang kakak.

Yang dikecup pun menyengir bahagia memperlihatkan gigi putih nya.

Setelah istirahat dengan tidur bersama Kevan. Kami berdua mempersiapkan diri untuk menemui sang ayah. Tapi sebelumnya mereka akan makan malam terlebih dahulu.

Setelah makan malam selesai kami memasuki ruang bawah tanah, tempat itu adalah tempat dimana kita menyusun strategi untuk lawan.

"Okeyy, kali ini musuh kita tidak main main, maka dari itu daddy akan menyuruh kalian berdua menyelesaikannya. Jika sebelumnya kalian bertugas masing masing tapi kali ini kalian harus kerja sama . Mengerti?"

"Mengerti dad."

Pembicaraan tentang strategi penyerangan pun sangat berjalan serius . Bahkan pake sekali. Jadi serius sekali hihihi.

Esok hari

"Sweetie bangun sayang... ayo kita sarapan."

"Hmm baik kak."

"Morning kiss darling."

Cuppp

Fay langsung membelalakkan matanya karena tadinya ia mengarahkan bibirnya menuju pipi Kevan , namun karena terlalu mengantuk hingga tidak sadar bahwa Kevan memiringkan wajahnya hingga lips to lips pun terjadi.

Ya elah... sebelumnya sasy sekarang Kevan  jadi gimana sih?? Masa ia gue harus sabar tiap bibir gue dicium.

Batin Fay.

"Tidak apa apa kan?? Sebagai tanda sayang."

"Oohhhh aku tau... jadi kakak yang mengajarkan Elaina seperti ini??"

"Hihi..maafkan kakak sayang."

"Huh..  aku sangat syok , asal kakak tau aja ya , bahkan Elaina sampai melumat bibirku."

"Kalo begitu aku juga akan melakukannya , agar sama."

"Tidak!!!! Udah sana , Fay mau mandi."

Selesai itu sarapan dimulai dengan keadaan hening.

Hingga....

"Aku selesai."

"Aki juga dad."

"Baiklah kalo begitu, hati-hati ya kalian anak anak daddy."

"Siap bos!" siap mereka memberikan hormat pada sang daddy.

Fay dan Kevan berangkat menggunakan satu mobil. Kevan menyetir dan Fay yang sedang mencoba menerobos sistem orang yang telah menculik anak trilioner tersebut.

"Yeeesss ... dapat!"

"Mana dek?"

"Nih kak."

Sambil memperlihatkan laptopnya.

"Oke , kita kesana!"

"Baik kak."

avataravatar
Siguiente capítulo