"Biar aku saja yang membukakan pintu untuknya." Francis mengangguk patuh.
Untuk sesaat Gabriel seperti tak yakin. Langkahnya terhenti sejenak di belakang pintu. Ekspresi di wajahnya menunjukkan permusuhan. Entah kenapa ia tiba-tiba merasakan hal yang sudah lama raib dari pikirannya. Rasa marah dan dendam itu kembali muncul.
Ia menekan password pintu, dan selang beberapa detik pintu pun terbuka lebar.
Dari balik pintu terlihatlah sesosok wanita. Ia membelakangi pintu—pada mulanya, tapi saat tahu seseorang telah membukakan pintu untuknya. Wanita itu—dengan gerakan halus dan anggun berbalik, manik biru itu memandang laki-laki di depannya dengan tatapan sendu.
"Gab ...," desisnya halus. Suara itu membangkitkan nostalgia dalam pikiran Gabriel.
Gabriel tertegun, dan tak keluarkan sepatah kata pun. Ia masih mengatur pikiran agar tak lagi tertipu wajah malaikat berhati iblis ini.
"Apa kau masih mengingatku?" tanyanya dengan lembut, seraya mendekatkan diri ke arah Gabriel.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com