webnovel

Chapter 10

"Apa maksud mu Tania "bentak Jarwo setelah menggebrak meja makan cukup keras hingga memekak kan telinga , sehingga menimbulkan seringai kecil keluar dari sudut bibir Tania

"Aku hanya ingin anak - anak ku mendapatkan hak nya sama rata Mas , karna jika ku lihat selama ini kamu hanya sayang kepada Lisa dan terus mengabaikan Vero. maka dari itu aku meminta harta warisan mereka di berikan sama rata sekarang juga " jawab Tania santai sambil sesekali menyeruput teh manis yg ada di atas meja

"Aku pasti akan membagi seluruh harta ku untuk mereka berdua , tapi tidak sekarang "

"Lalu kapan ? , kapan kamu akan adil kepada anak - anak kita Mas "sentak Tania sambil menggebrak meja makan dengan keras dan menatap suami nya nyalang

"Cukup , aku mohon hentikan hiks hiks . mengapa kalian terus bertengkar seperti ini hanya karna harta warisan Mah , Pah. apa kalian tidak malu dan tidak ingin seperti keluarga yg lain yg selalu harmonis setiap ada quality time seperti ini hiks , a aku.. hiks aku hanya ingin kasih sayang dari kalian berdua tanpa harus menyangkut pautkan dengan uang dan harta yg kita punya " ucap Lisa dengan terisak kecil mengeluarkan seluruh perasaan nya saat itu juga , namun.

"Mudah saja bagi Mama memberikan kasih sayang itu padamu nak , hanya saja.. Mama tidak yakin Papa mu bisa melakukan hal yg sama "ucap Tania menyindir telak suami nya dan Jarwo yg peka akan hal itu langsung bersiap ingin membalas ucapan istri nya

Namun semua itu terhenti ketika Vero membanting gelas yg sedari tadi ia genggam , ia jatuhkan ke lantai hingga suasana di ruang makan itu semakin bertambah mencekam.

Prang

"Ini yg aku tidak sukai dari keluarga ini , kalian berdua sama - sama egois dan mementingkan diri sendiri sampai di butakan oleh harta dan tahta. bahkan kalian tidak mempedulikan anak - anak kalian yg kurang kasih sayang dari kalian berdua , aku tau aku ini bodoh dan tidak sepintar Lisa jika dalam pelajaran . bukan berarti aku tidak bisa berbuat nekat untuk mencapai tujuan ku. Mah , Pah . bisakah kalian berdua berdamai untuk kami " ujar Vero memohon dengan sangat tulus menatap kedua orang tua nya secara bergantian

Tapi jawaban yg ia terima adalah sebuah penolakan keras

"Tidak "jawab Jarwo dan Tania secara serentak

Vero menunduk kan kepala nya , ia tak tau harus berbuat apa lagi jika sudah seperti ini jadi nya.

Bahkan Ayah nya pun menolak keinginan Lisa sekalipun , apalagi ke inginan dari anak tak tau diri seperti nya.

"Sudah lah , aku memang sudah menduga akan hal ini . jadi mari kita sudahi saja acara makan malam ini. selamat malam semua "ucap Vero dingin dengan wajah datar nya mulai meninggalkan ruang makan

Dan di susul oleh Lisa di belakang nya meninggalkan kedua sepasang suami istri itu masih saling diam melempar kan tatapan tajam satu sama lain

**********

Ke esokan hari nya *

Keluarga Atmajaya masih di selimuti pernah dingin satu sama lain , mereka tak ada satu pun yg berbicara selain dentingan sendok yg terdengar.

"Aku sudah selesai , ayo Lisa kita berangkat " ucap Vero setelah menyelesaikan sarapan nya berlalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam sedikit pun sama sekali kepada orang tua nya

Dan Lisa yg melihat Kakak nya sudah pergi meninggalkan ruang makan lebih dulu akhirnya dia segera menyelesaikan sarapan nya dan mencium dan memberi salam terlebih dahulu kepada orang tua nya

"Assalamu'alaikum , Mah , Pah. Lisa sama Kak Vero berangkat dulu "ucap Lisa setelah mengalami kedua orang tua nya , karna bagaimana pun ia adalah seorang muslim yg wajib melakukan semua itu. meski dalam hati nya sedang marah sekali pun ia harus hormati yg lebih tua.

"Iya nak , jangan lupa minum obat mu dan jangan sampai kelelehan ya " ucap Jarwo sambil tersenyum manis membuat istri nya memutar bola mata nya malas menyaksikan ke romantisan ayah dan anak ini

"Pasti Pah , Lisa akan selalu mengingat akan hal itu. kalau begitu Lisa pergi dulu ya Pah Mah . Bye "ucap Lisa di akhiri dengan lambaian tangan sambil berlari karna takut membuat kakak nya semakin marah jika ia tak kunjung keluar dari rumah

"Anak manis " gumam Jarwo masih dengan senyum nya menatap punggung putri kecil nya yg semakin menjauh dari jangkauan nya

"Dia tak semanis itu Mas Jarwo "ucap Tania menyahut gumaman suami nya itu dengan sedikit malas

"Diam lah , aku tidak ingin bertengkar lagi dengan mu" ucap Jarwo dingin sambil menatap istri nya datar dan mulai beranjak dari ruang makan untuk segera pergi ke kantor

"Dasar , anak dan Ayah sama saja "gerutu Tania seorang diri

Lalu akhirnya dia membersihkan meja makan dan membawa piring - piring kotor itu ke arah dapur untuk di bersihkan.

***********

New Zealand *

Jennie saat ini tengah di landa gelisah dalam tidur nya , beberapa kali ia meracau dan mengambil posisi yg tidak nyaman.

Seperti nya ia tengah bermimpi buruk saat ini

Dalam mimpi Jennie *

Tengah terjadi kecelakaan akibat tiga mobil yg saling bertabrakan satu sama lain , hingga salah satu nya jatuh ke dalam jurang dan meledak di sana.

Entah bagaimana Jennie bisa memimpikan hal tersebut , namun satu yg pasti.

Dia dalam mimpi tersebut Jennie benar - benar kacau dan merasa sangat kehilangan bahkan melebihi rasa kehilangan nya saat Kevin telah tiada dulu.

Meraung - raung dan menangis menyebutkan nama seseorang yg bahkan ia sendiri tidak tau siapa orang tersebut , bahkan dalam mimpi tersebut ia di paksa keluarga nya untuk masuk ke dalam Rumah Sakit Jiwa.

Sungguh , benar benar mimpi yg sangat mengerikan.

"Lisa.. " teriak Jennie seketika terbangun dari tidur nya dengan nafas tersenggal

Ia melihat ke sekitar dan mendapati bahwa ia masih berada di dalam kamar Kakak nya , bukan sedang berada di dalam rumah sakit jiwa yg sangat menyeramkan tadi.

"Hah.. huft.. , untung cuman mimpi "gumam Jennie bernafas lega dan mulai memposisikan dirinya lagi untuk mendapatkan posisi yg nyaman

"Sebenarnya ada apa dengan diriku , kenapa rasanya mimpi tadi seperti nyata terjadi padaku. apakah.. ah.. tidak - tidak , lebih baik aku melupakan tentang hal itu dan kembali tidur " gumam Jennie lagi lalu ia mulai menutup kembali kedua mata nya hendak tidur kembali agar ia bisa menghilang kan rasa takut nya akibat mimpi buruk nya tadi

Tapi ia sungguh bodoh jika benar benar ingin melupakan tentang hal penting seperti ini , karna siapa tau mimpi buruk nya tadi ada sangkut paut nya dengan masa depan nya kelak.

Siguiente capítulo