webnovel

Monster di Batavia

Berakhir dalam 11 - 12 Chapter terakhir. Kisah ini, adalah kisah dari sebuah harapan. Kisah ini juga kisah dari sebuah perjuangan. Kisah dari sebuah cita, kisah dari sebuah asa. Kisah dari seorang gadis bernama Anna, yang kehilangan ingatannya di tengah para penjajah VOC yang bisa merubah wujud mereka. Terbagi dalam tiga babak besar, dimana pada awal tiap babaknya akan di gambarkan keseluruhan alurnya dalam satu puisi singkat. Kisah ini mengangkat catatan sejarah bangsa dalam genre cerita fantasi yang mendebarkan. Mengambil setting di tiga masa berbeda, kisah ini akan membawa pembaca untuk bertualang dan menyaksikan koneksi dari perjuangan para pahlawan Nusantara. Cuplikan : "Di mana ini!?" kata pikirannya mengacau. ... Blap! Blap! ... tiba-tiba dua lampu pijar bersinar. "... Het feest!! ... kita sambut bersama ... ANNA!!" Kemudian ... desahan makhluk yang belum pernah ia dengar ... Slurrpp!! "... AAAAA!!!" "Jangan takut gadis manis, tulangmu tak akan kami sisakan sedikit pun"  "Tidak!" " ... mari kita lihat seperti apa rasa yang dimiliki daging lembutmu ... " "HHYYAAAAAAAA ... TIDAK TIDAK! ...  JANGAN ... JANGAN MENDEKAT! SANA PERGI ...  TIDDAAAAAKKKKKK!!!" Batavia 1628, sebagai salah satu wilayah jajahan VOC kota bergaya eropa ini berubah menjadi tempat yang sangat mencekam. Kemudian tepat di suatu bangunan megah yang berada di tengah kota, digelarlah suatu pesta dansa tepat saat pertengahan malam. Bulan bersinar bulat, tarian dan musik klasik pun mulai diputar, dan seketika lampu ruangan itu dimatikan. Saat itulah panggung mencekam Batavia dibuka....

Tom_Ardy · Historia
Sin suficientes valoraciones
95 Chs

BAB XXXXII Mengantar Harap

Begitu tajam Meleonarch memandang sang ayah yang terlihat lebih tertarik dengan benda di tangannya. Yaitu sebuah senapan terakul yang memiliki selongsong peluru lebih lebar dari senapan VOC biasanya, namun larasnya lebih pendek. Sehingga cukup dengan satu tangan saja, sudah dapat menggunakan senjata tersebut.

"Ini, lihatlah Meleonarch~ ... mereka menyebut senjata ini terakul! ... Senapan napas naga"

Aa ... aaa ...

Dorr!! Dorrr!

Beberapa kali sang gubernur menembakan senjatanya pada beberapa orang pribumi yang hendak berlari melewatinya dan merangkak hendak pergi di dekatnya. Bak semua itu hanya perbuatan biasa yang tak terlalu penting, wajah menukik sang gubernur hanya terpana pada senapannya setelah menembakannya. Bahkan setelah darah dari pribumi yang di tembaknya mulai mengalir menuju sepatunya, yang dilakukan sang gubernur jendral itu hanya sedikit melompat terkejut, seakan darah itu begitu kotornya hendak mengenai sepatunya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com